tag:blogger.com,1999:blog-87052108899305191852023-11-16T02:44:29.571-08:00Kartono BilangAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/07159439550489061137noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-8705210889930519185.post-49853687674924001302017-03-28T08:44:00.002-07:002017-03-28T19:47:43.057-07:00<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Serial Kim Jong Un</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Part 1</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Mesin Pembunuh</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2ZGctWr2q2JCLeekMCfUNFZUQz7VGle_N4ShYJ75qD2b18umHe5mCPhx8S3F2byXPhppkZzV06TiNMUMOBv4deRi7PslZ7osmUyhUlJO6g2T2kxw9wQlP-jLM3pqorjteP1Vqgdl5eNs/s1600/terminator.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2ZGctWr2q2JCLeekMCfUNFZUQz7VGle_N4ShYJ75qD2b18umHe5mCPhx8S3F2byXPhppkZzV06TiNMUMOBv4deRi7PslZ7osmUyhUlJO6g2T2kxw9wQlP-jLM3pqorjteP1Vqgdl5eNs/s1600/terminator.jpg" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Akim, Ijong, Samiun adalah tiga
sahabat. Mereka di lahirkan di hari tanggal dan tahun yang sama. Mereka tumbuh
tanpa mengenal siapa orang tua kandung mereka. Mereka tinggal dipanti asuhan
yang sama. Dan kemana-mana selalu bersama. Orang-orangpun memanggil mereka Kim
Jong Un. Mereka juga diadopsi oleh seorang konglomaerat tua yang sama. Yang
seminggu kemudian meninggal. Kakek itu tidak memiliki anak dan istri. Jadi seluruh harta kekayaan yang tidak akan
habis tujuh turunan itu jatuh ketangan mereka. Tapi mereka tetap rendah hati.
Di sekolah mereka tidak menunjukan diri sebagai anak orang kaya. Kini mereka mulai menginjak remaja usia mereka
telah 13 tahun dan mulai mengenal cinta. Mereka bertiga naksir sama kaka kelas
mereka. Namanya, Yaumil, Wafa dan Aulia. Hal itu bermula ketika masa orientasi
siswa . Mereka bertiga melongo melihat gadis cantik yang sedang berbicara di
depan mereka. “Jong lihat deh yang ada tahilalat di bawah matanya cantik ya? “ Tanya
Kim pada Jong. “Yang tahi lalatnya di atas bibir itu lebih manis” jawab Jong. “Yang
tahi lalatnya di hidung itu mirip artis dangdut idolaku”. Ucap Un menimpali. Karena
belum berpengalaman ini untuk pertama kalinya bagi mereka. Akhirnya googlepun
jadi tujuan. “Bagaimana cara mendapatkan hati gebetan” itu yang mereka tulis.
Dari banyaknya kata di artikel itu yang menjadi pusat perhatian mereka yaitu tak
kenal maka tak sayang dan pengorbanan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Saat itu mereka bertiga berjalan
menuju taman. Dan melihat Yaumil, Wafa, dan Aulia sedang duduk di taman membaca
buku pelajaran. Karena hari ini ulangan. Kim Jong Un berusaha memperkenalkan
diri. Kim menawarkan tangannya pada Yaumil, Jong pada Wafa dan Un pada Aulia.
Tapi mereka di kacangin. Tawaran mereka tidak di hiraukan Yaumil, Wafa dan Aulia.
Yaumil, Wafa, dan Aulia pergi meninggalkan tiga cowok
tampan itu karena merasa terganggu. Tapi mereka tidak menyerah besoknya
mereka coba lagi ketika bertemu di jalan tapi sama di kacangin. Besoknya lagi
di coba saat makan di kantin dan tetap di kacangin juga. Sekedar ingin
berkenalan dengan cewek paling di populer di sekolah itu sudah susah. Apalagi
kalau ingin dekat, jauh-jauh kepacar itu
yang mereka rasakan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Hari ini mereka heran kenapa Yaumil,
Wafa, dan Aulia tidak ada di sekolah. Merekapun mencoba mencari tahu. Dan ternyata
kata bu guru Yaumil, Wafa, dan Aulia sakit.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Teng-teng, bunyi bel tanda pulang sekolah.Semua muridpun
keluar kelas termasuk Kim Jong </div>
<div class="MsoNormal">
Un. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
*** </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Kini mereka bertiga sudah berada
di halte menunggu kendaraan umum lewat. Menurut bu guru jarak sekolah dengan rumah
cewek yang mereka taksir cukup jauh jadi harus tiga kali naik angkutan umum.
Dan kini mereka sudah berada di angkot yang ketiga, tinggal 2 km lagi mereka akan
sampai di rumah sang pujaan hati. Saat
di angkot itu mereka duduk berhadapan dengan tiga orang wanita yang
memakai pakaian putih-putih. Kim Jong Un berpikir pasti tanteu-tanteu montok
ini dokter dan setelah berkenalan ternyata mereka bertiga adalah ilmuan. Sesuai
dengan lencana yang bertuliskan hurup A yang terpasang di baju mereka
masing-masing. Nama mereka juga berinisial A. yaitu Ana, Alvi dan Anita. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Saat itu cuaca memang panas di
luar. Kim Jong Un merasa kepanasan terasa seperti di dalam open dan rasa haus
tak terelakan lagi. Jadi air minum yang di berikan tanteu-tanteu montok tadi
itupun mereka minum. Satu orang satu botol dan air itu habis sekali minum.
Setelah air itu habis tiba-tiba kepala mereka terasa pusing dan merekapun tak
sadarkan diri. Ketika sadar Kim Jong Un sudah dalam keadaan tangan dan kaki
yang terikat mereka terbaring di dalam sebuah laboratorium. Di sekeliling
mereka terdapat tabung-tabung berisi organ tubuh manusia dalam sebuah larutan cairan
kimia. Kim bangun dia berhasil membebaskan diri keluar dari laboratorium itu
dan mencari teman-temannya diruangan lain. Tapi Kim salah masuk ruangan. Dia
malah masuk ruangan ketiga ilmuan jahat tadi. Dia mendengar semua apa yang
mereka bicarakan. Ternyata mereka bertiga adalah ilmuan jahat yang menjual
organ dalam manusia. Dan organ tubuh itu diganti dengan program-program
robot canggih dan akan di jadikan mesin
pembunuh. Organ tubuh itu akan di jual kesebuah rumah sakit di luar negeri dan
mesin pembunuh itu akan di jual ke sebuah agen intelejen militer rahasia. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Saat itu Kim melihat tanteu Alvi
sudah bersiap-siap dengan peralatan bedahnya untuk mengeksekusi Jong dan begitu
juga tanteu Anita yang sudah siap untuk mengeksekusi Un. Mereka hanya menuggu
tanteu Ana yang sedang menelpon agen intelejen rahasia itu bahwa mesin pembunuh
baru bisa di kirim besok pagi dan juga menelepon pihak rumah sakit bahwa organ
tubuh itu 2 jam lagi siap di kirim. Kim kaget bahwa nyawa sahabatnya sedang
dalam bahaya. Diapun bermaksud keluar dari ruangan itu. Tapi dia ketahuan dia
tak sengaja menyenggol pas bunga dan memecahkannya. Kim berhasil keluar dari
ruangan tapi ketiga iblis itu mengejarnya. Dan kim sekarang sudah ada di bibir
jurang. Tapi tiga wanita itu mendekatinya semakin mendekat-semakin mendekat dan
kim akhirnya jatuh kejurang. Karena merasa Kim sudah mati ketiga wanita itupun
pergi meninggalkannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Kim belum mati. Ketika jatuh
tangannya masih sempat memegang akar gantung pohon beringin yang ada di bibir
jurang itu. Akar gantung itu panjang menjuntai. Dia berusaha untuk naik keatas
jurang namun tak bisa. Rasa lelahpun dirasakan oleh otot-otot di tangannya.
Perlahan-lahan cengkeraman kuatnyapun pada akar gantung itu ia lepaskan. Dalam hatinya ia berkata
“maafkan aku kawan-kawan aku tak bisa menolong kalian, dan maafkan juga aku.
Karena aku telah berdosa pada kalian. Aku akan mati dengan tenang sedangkan
kalian akan hidup tersiksa. Maafkan aku” Diapun menutup matanya dan melepaskan
pegangannya itu. Kim merasakan ada sesuatu yang dingin sedingin es memegang
tangannya. “Mungkin inikah kematian, mungkin dia malaikat maut yang telah
memegang tanganku.” Pikirnya. Diapun penasaran ingin melihat seperti apa rupa
dari malaikat maut itu. Kim pun membuka matanya. Diapun melihat tangan malaikat
maut yang memegang tangannya tadi . Tapi dia merasa aneh. “Kok malaikat maut
pake batu akik ya?. Merah delima lagi.” Perasaan anehnya bertambah setelah dia
mendengar suara malaikat maut itu. “Kok aku kenal suaranya ya? Kayak suara si
Anto? Temenku yang udah seminggu gak masuk sekolah” Suara itu semakin keras. “Woy buruan berat
nih” ternyata itu benar suara si Anto teman sekelasnya si penggemar batu akik. Tangan
kananya memegang tangan Kim dan tangan kirinya memgang tali. Tapi Kim tidak
meraih talinya dia malah melihat bengong wajah anto yang pucat. “Ah kelamaan”
ucap Anto sembari melemparkan Kim dengan kekuatan supernya ke atas jurang. “To
kenapa lo jadi gini” ucap Kim. Udah ceritanya nanti saja. Jawab Anto sembari
membawa lari Kim secepat kilat. Kim pun kaget ”waaa…”</div>
<div class="MsoNormal">
Anto membawa Kim keruangan dimana Jong dan Un berada. Dan
ternyata Jong dan Un belum di eksekusi. Setelah melepaskan tali yang mengikat Jong
dan Un. Merekapun di bawa lari secepat kilat oleh Anto dan kembali suara itu
terdengar dan kali ini lebih banyak suara “waa…waa…waa…”. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Anto membawa Kim Jong Un
kepinggir danau di tengah hutan karena ia merasa tempat ini paling aman dan tidak
akan terdeteksi oleh mesin pembunuh lain. Disana Antopun menceritakan kisah
hidupnya kenapa ia bisa sampai jadi mesin pembunuh. “Aku waktu itu baru pulang
dari apotek. Aku membeli obat untuk ibuku yang sakit. Lalu aku naik angkutan
umum. Di dalam angkot itu aku duduk behadapan dengan Tanteu Ana, Alvi dan Anita.
Aku pikir mereka orang baik. Aku hanya melihat dari wajah dan penampilannya
saja. Jadi ketika mereka memberiku minum. Aku minum saja. Karena saat itu aku
sangat kehausan. Lalu aku pingsan dan setelah bangun. Aku jadi seperti ini. Tapi
aku masih ingat ibuku. Akupun pergi kerumah dan ternyata ibu sudah meninggal.
Lalu ilmuan itu memanggilku kembali kesini. Aku tak bisa menolak apalgi
melawan. Ketika mereka memerintahku. Tapi aku tahu saat mereka memerintahku hal
pertama yang aku rasakan adalah sakit kepala yang teramat sangat. Dan sekarang pergilah
kalian karena kalau tidak aku akan membunuh kalian.” Tanpa pikir panjang kim
jong un pun lari dan Antopun mengejarnya. Mesin-mesin pembunuh yang lain datang
ikut membantu. Mereka ada yang terbaang dan ada yang keluar dari dalam tanah. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Sebelumnya Anto berwasiat bahwa Kim Jong Un harus bersembunyi di dalam gubuk pinggir hutan ini. Karena gubuk
ini di lindungi oleh semacam energy gaib sehingga tidak bisa di masuki oleh
seseorang atau sesuatu yang bersifat jahat. Anto telah membuat sebuah lorong
bawah tanah. Lorong itu menghubungkankan gubuk dan laboratorium. Dimana tidak
seorangpun tahu. Hanya Anto dan tuhan
lah yang tahu. Kim Jong Un berhasil masuk kedalam gubuk itu. Mesin pembunuh
itu mencoba masuk namun tak bisa
termasuk Anto sendiri. Gubuk itu memang ajaib termasuk orang yang sedang
marahpun tidak akan bisa masuk kedalam gubuk itu. “Jika kalian punya jiwa
nasionalisme kalian pasti mau melakukan itu, kalian harus menyelamatkan para
pemuda harapan bangsa. Masa depan Bangsa ada di tangan kalian” kata-kata itu
yang memotivasi Kim Jong Un untuk menghentikan kasus penculikan ini. Dimana
sebelumnya mereka hendak pergi dari hutan setelah berhasil lolos. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Karena marahnya para mesin pembunuh
itu lalu membakar gubuk itu. Lalu merekapun pergi. Karena mengira Kim Jong Un
tidak mungkin selamat. Sementara itu Kim Jong Un telah memasuki lubang yang di
buat oleh Anto. Lalu merekapun berjalan memasuki lorong menuju laboratorium
terkutuk itu dan sampailah mereka di laboratorium itu. Merekapun masuk kedalam
ruang pemrogaman. Dan alangkah kagetnya mereka ternyata tanteu-tanteu montok
itu berada di sana. Tidak ada jalan lagi untuk mundur. Setelah berunding, Kim
Jong Un memutuskan untuk melawan saja. Kimpun maju dan mengajukan penawaran.</div>
<div class="MsoNormal">
“Dulu aku kalah melawan kalian bertiga, dan aku rasa itu
tidak adil. Sekarang kita tiga lawan tiga dan aku rasa itu baru adil. Kalau
kami menang kalian hentikan penculikan ini dan menyerahkan diri kalian
kepolisi. Kalau kalian yang menang. Kalian boleh menjadikan kami mesin
pembunuh. Bagaimana?” </div>
<div class="MsoNormal">
Tanpa di pikir panjang para tanteu itupun menerima penawaran
itu karena yakin pasti menang. Kim melawan tanteu Ana, jong melawan tanteu Alvi
dan Un melawan tanteu Anita. Tapi mereka salah duga. Kim jong Un ternyata sangat
kuat. Ini karena obat yang di berikan Anto sewaktu di hutan. Obat itu
seharusnya di minum oleh para tanteu montok itu namun Anto mencurinya. Akhirnya
di ronde yang pertama Kim Jong Un pemenangnya. Waktu istirahat sebelum ronde
dua dimulai. Para tanteu montok itupun mengatur siasat. Dan akhirnya mereka
menemukan cara bagaimana mengalahkan Kim Jong Un. Akhirnya Kim Jong Un
kalah. Setelah melihat tanteu Ana berubah menjadi Yaumil tanteu Alvi menjadi Wafa
dan tanteu Anita menjadi Aulia. Sebenarnya itu halusinasi mereka akibat cairan zat kimia yang di campurkan pada minuman yang di campurkan pada minuman mereka.
Sewaktu mereka beristirahat. Oleh seorang oknum. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Kim jong Un tidak bisa melawan.
Mereka lemah terhadap orang yang mereka cintai. Tanpa bersusah
payah Kim Jong Un berhasil di ikat kembali. Mereka kembali pingsan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kim sadar dan membuka
mata dia melihat Anto Jong dan Un, Sedang melepaskan ikatannya. Sembari
melepaskan Anto berbicara ”saat kalian memasuki ruang pemrogaman tadi
sebenarnya tanpa kalian sadari aku telah mengikuti kalian. Aku takut hal yang
tidak di inginkan terjadi. Dan benar saja. Di ruangan itu malah ada 3 tante
nakal itu. Saat kalian keluar ruangan untuk bertarung. Aku dengan cepat masuk
ruang pemrograman itu. Aku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memprogram
semuanya. Tapi pertarungan kalian berhasil mengalihkan perhatian mereka.
Sehingga aku tidak ketahuan. Akupun berhasil memerintah semua mesin pembunuh
untuk membantuku meringkus tanteu-tanteu itu. Dan aku berhasil. Aku juga sudah
memanggil polisi. Sekarang bantu aku. Diapun lalu mengajak Kim Jong Un kesebuah
ruangan yang cukup luas. Lalu diapun memanggil semua mesin pembunuh itu dan
menyuruhnya berbaris dengan rapih. “ Nah sekarang ikuti aku” ucap Anto sembari
memencet sebuah tombol yang ada di punggung mesin pembunuh Itu. Dan mesin
pembunuh itupun mati. Kim Jong Un tidak mengikuti apa yang Anto lakukan. Karena
semua mesin pembunuh yang berjumlah 100 itu dengan secepat kilat sudah di
matikan oleh Anto. Ternyata Anto hanya pamer kehebatan saja. Itu sebagai tanda
salam perpisahan dari Anto untuk Kim Jong Un. “Aku punya 3 permintaan untuk
kalian…” belum sempat Anto melanjutkan ucapannya tiba-tiba tercium bau gas dan
ternyata itu berasal dari pipa gas yang bocor tepat di belakang Anto sekarang
berdiri. Dalam hatinya “bahaya.bisa terjadi ledakan.” Gaspun dengan cepat memenuhi seisi ruangan.
Dan dengan cepat Anto memegang tangan Kim dan Jong dan membawanya keluar. Tapi
ia lupa bahwa Un masih di dalam. Antopun kembali lagi kedalam ruangan itu dan
tidak lama kemudian terjadilah ledakan itu. “Tidak” teriak Kim dan Jong mereka merasa Anto dan Un
masih didalam. Mereka manangis histeris meratapi nasib diri. Tapi tiba-tiba Un
dan Anto sudah ada di belakang mereka “udah tak usah di tangisi masih banyak
koq tanteu-tanteu montok di luaran sana” Kim dan Jong berbalik karena merasa
mengenal suara itu dan benar itu suara Un. Lalu memeluk Un dan Anto. “Aku gak
mau kehilangan kalian, hidupku akan terasa hampa tanpa kalian. Kumohon kali ini
jangan pergi lagi” ucap Kim dan Jong yang mengeluarkan kata-kata puitis
bergantian. “Lebay lo, ayo pegang tanganku” ucap Anto. Kim Jong Un pun memegang
tangan anto dan wush Antopun kembali berlari secepat kilat. </div>
<div class="MsoNormal">
Dan sampailah mereka
di rumah Kim Jong Un yang megah. Lalu Antopun berkata “aku belum sempat
mengatakan 3 permintaanku tadi. Ok sekarang waktunya. Pertama aku ingin membawa
kalian keluar dari sana. Dan sudah aku lakukan, kedua tolong pencet tombol di
punggungku ini agar aku bisa mati dengan tenang dan ketiga makamkan aku dengan
layak dan aku ingin di makamkan tepat di samping makam ibuku.”.</div>
<div class="MsoNormal">
Kim jong Un pun mengabulkan 3 permintaan terakhir Anto itu
dan bagi mereka Anto adalah Pahlawan. Pahlawan tanpa terima kasih. Karena
sampai kematian Antopun mereka bertiga belum sempat mengucapkan terimakasih
pada Anto.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
TAMAT</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Penulis: Kartono Anwar, dari Garut Jawa Barat</div>
<div class="MsoNormal">
Alamat FB : Kartono
Anwar Nasution</div>
<div class="MsoNormal">
Email: <a href="mailto:anwar_kartono@yahoo.com">anwar_kartono@yahoo.com</a></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="mailto:pangerankartono@gmail.com">pangerankartono@gmail.com</a></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Alamat blog: Kartono-Bilang.blogspot.com</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07159439550489061137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8705210889930519185.post-83868172314379093912017-03-24T09:52:00.003-07:002017-03-24T20:35:05.719-07:00<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 12.75pt;">
Grandmaster
dari Kampung</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-eKIB1lOr2bNuTcqs2uLsMmuzGoU5eIts8_esl4pL566TVrhDkZMHfR2E5kmSpvnWzq2pUnYfkYGSNrV4vrljZGwX65045BWrZ14asWqH9We4ZZeBQYgoJT7YrhuKx7twz6ebJaaFk6I/s1600/memalukan-grandmaster-catur-ini-ketahuan-main-curang-pakai-iphone.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-eKIB1lOr2bNuTcqs2uLsMmuzGoU5eIts8_esl4pL566TVrhDkZMHfR2E5kmSpvnWzq2pUnYfkYGSNrV4vrljZGwX65045BWrZ14asWqH9We4ZZeBQYgoJT7YrhuKx7twz6ebJaaFk6I/s320/memalukan-grandmaster-catur-ini-ketahuan-main-curang-pakai-iphone.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Aku suka bermain catur. Tapi aku
selau kalah dalam permainan itu. Setelah pulang mengaji dari mesjid atau
setelah solat isya aku selalu pergi kerumah temanku. Ya tujuannya untuk bermain
catur. Kami selalu bertaruh yang kalah harus mendapat hukuman. Tiap malam
hukumannya selalu berbeda. Tapi yang kalah tetap sama yaitu aku. Aku merasa
bosan. Kenapa aku kalah mulu. Padahal aku selalu berlatih. Tiap hari minggu aku
selalu berlatih dengan ayah. Karena saat itu beliau libur kerja. Dan kadang-kadang
aku pergi kerumah kakek di kampung sebelah. Ya walupun harus berjalan kaki
menyusuri jalan setapak yang cukup jauh. Bahkan harus melewati hutan. Tapi tidak apa-apa ini demi harga diri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
<div style="text-indent: 0px;">
Hari itu dirumah Ali temanku, permainan catur
dimulai. Kami berjumlah 5 orang. Yaitu aku, Ali, Iman, Marwan dan Dio. Karena papan
caturnya cuma ada satu. Jadi kita main bergiliran. Kita baru bisa main setelah
ada lawan yang kalah. Sementara yang menang akan terus main melawan penantang
selanjutnya. Untuk hukuman bagi yang kalah hari ini adalah meminum air satu
gelas setiap kali kalah. Terkadang menunggu giliran itu membosankan karena bermain catur itu biasanya lama. Maka di buatlah peraturan, kita hanya di beri waktu dua detik saja untuk berpikir, jika lebih dari itu hukumannya di tambah, satu langkah yang melebihi waktu artinya satu gelas air. Aku termasuk orang yang berpikir lama. Apalagi ini dalam permainan catur, setiap langkah yang kita ambil harus di pikir dahulu dengan cermat. Aku melakukannya dalam permainan itu, ya walaupun resikonya kalau kalah aku harus meminum air lebih banyak<span style="color: #1d2129; font-family: helvetica, arial, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 19.32px;">.</span></span><span style="text-indent: 12.75pt;"> Mereka semua merasakan kemenangan kecuali aku. Selama
tiga jam permainan tak terhitung berapa gelas air yang sudah aku minum.Waktu sudah menunjukan
pukul sepuluh malam. Akupun pulang seperti sapi gelonggongan. Karena terlalu
banyak meminum air. Tapi aku berbesar hati menerima semua kekalahanku itu. Aku selalu
berpikir esok pasti akan lebih baik.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Dan tibalah di hari esok. Ali
mengumumkan bahwa kali ini hukumannya adalah setiap yang kalah harus rela wajah
tampannya di coret pakai sepidol oleh si pemenang. Dan peraturannya tetap sama tidak boleh berpikir lebih dari dua detik. <span style="text-indent: 12.75pt;">Kami semua menyanggupinya. Permainanpun
dimulai dan lagi-lagi aku kalah. Kali ini aku di liputi perasaan marah. Karena aku
sudah bosan kalah melulu. Ketika waktu menunjukan pukul 10 malam dan sudah
waktunya pulang, aku mengajukan protes dan minta waktunya di tambah sampai
pukul 12 malam. Mereka semua menyanggupinya karena besok hari minggu. Dua jam yang
menegangkan itupun dimulai. Aku sekuat tenaga berusaha untuk memenangkan pertarungan
ini. “Aku harus memanfaatkan betul kesempatan ini” pikirku, dan jeng.. jeng… aku kalah lagi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Saat itu tepat pukul 12 malam aku
pulang dengan perasaan marah, mataku melotot sepanjang perjalanan. Baju hitam,
celana hitam, sarung hitam dan kini wajahkupun hitam. Aku berjalan dalam kegelapan
dan hanya bola mataku saja yang kelihatan.
Sebelum pulang aku sempat bercermin dulu di rumah Ali. Aku kaget karena aku tak
mengenali wajahku sendiri di cermin itu. Tapi aku tak boleh mencuci muka dulu
sebelum sampai dirumah itu peraturannya.</div>
<div class="MsoNormal">
“Asalamualaikum bu,”
akupun memanggil </div>
<div class="MsoNormal">
“ Wa’ alaikum salam” saat itu yang membuka pintu adikku</div>
<div class="MsoNormal">
Saat pintu di buka adikku
menjerit histeris sambil berkata ”setan” dia mengangapku setan dengan mata melotot dan
wajah yang menyeramkan. Suaranya sangat keras. Sampai tetangga yang sudah
tidurpun semuanya keluar rumah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Besoknya setelah solat subuh aku
tidur lagi tapi tidak lama kemudian segayung air mendarat di wajahku. Kata ibu
aku harus sekolah. Aku merasa bingung hari ini kan hari minggu. Kan sekolah
libur. Tapi aku menurut saja. Akupun pergi kesekolah. Sesampainya di sekolah suasana
sudah ramai. Dan ternyata kepala sekolah mengadakan perlombaan catur. Dia melakukan
seleksi siapa tiga orang yang berhak untuk mewakili sekolah dalam perlomba catur
tingkat kecamatan minggu depan. “Semoga saja aku salah satunya” harapku. Akupun
mendaftarkan diri. Dan aku berhasil aku
menjadi salah satu dari tiga wakil itu. Dan di sekolah ini aku menjadi juara
satu dimana hal itu tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Sementara di tempat kedua ada Ali dan Dio di tempat ketiga.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Hari itupun tiba, di kecamatan
kita bertarung dengan anak-anak dari sekolah lain. Dimana hanya ada dua orang
saja yang berhak melaju di tingkat kabupaten. Sekolah kami sungguh bangga. 3 wakilnya
berhasil menjadi juara di perlombaan catur tingkat kecamatan ini. Dan aku
kembali menjadi juara satu. Ali di tempat kedua dan Dio di tempat ke tiga. Namun yang berhak melaju ke tingkat kabupaten
hanya dua orang saja. Kamipun melakukan salam perpisahan dengan Dio. “Maafin
aku ya, aku sempat ngeremehin kamu” ucap Dio lalu dia memelukku. “gak apa-apa,
kamu doain aja semoga di kabupaten kita berhasil dan kembali mengharumkan nama
sekolah” ucapku sembari melepaskan pelukkan Dio, karena pelukkannya erat banget
sampai aku susah bernapas.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Kami bertarung kembali di
kabupaten dan aku kini harus berpisah dengan Ali. Dia gugur. Aku kembali melaju
di tingkat provinsi dan lagi-lagi jadi juara satu. Aku kembali jadi juara satu
di tingkat Nasional dan juga tingkat Asia, akupun berhak mewakili Indonesia di
kejuaraan dunia. Prestasiku itu di tayangkan dalam sebuah acara di televisi .
Betapa bangganya hati orang tuaku saat dia menyaksikan acara di tv itu, begitu
juga sekolahku dan negara Indonesia. Semuanya bangga padaku. Aku di wawancarai
apa rahasianya aku bisa sampai mewakili Indonesia di kancah Dunia. Aku hanya
menjawab” rahasianya usaha dan doa” jawabku singkat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Perlombaan catur tingkat
duniapun dimulai dan tinggal selangkah lagi bagiku untuk menyabet gelar grandmaster.
Aku sampai di final dan di final ini aku melawan orang Rusia. Dan Aku berhasil
menang. Aku jadi juara Dunia. Hari ini aku membuktikan diri bahwa seseorang
yang berasal dari kampungpun mampu berbicara banyak dimata dunia. Akulah Alvin
Sanjaya Grandmaster dari kampung.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Aku sangat bahagia, aku tak bisa menahan rasa
ini, aku tertawa terbahak-bahak dengan
mulut yang terbuka lebar. Saat itu orang Rusia yang aku kalahkan berjalan menghampiriku
dengan membawa bakwan goreng yang sepertinya masih panas. Tak kusangka dia
memaksukan gorengan bakwan yang masih panas itu kedalam mulutku yang sedang
terbuka lebar. Akupun sontak kaget. Saat aku sedang kepanasan muncul suara
dari langit “sudah makan saja!” tapi suaranya mirip suara Dio temanku, dalam pikiranku
“Diokan di kampung dia kan gak ikut ke Rusia?”. Lalu orang Rusia itu kembali
memasukkan gorengan bakwan yang masih panas itu ke dalam mulutku dan suara Dio itu
muncul lagi dan benar saja itu suara Dio dari alam nyata. Ternyata aku hanya mimpi. Semua prestasiku itu, piala, medali, uang, rumah mewah, liburan ke Bali gratis, jalan-jalan keliling dunia geratis, tidur di hotel mewah bintang lima di Jepang saat aku juara catur seasia geratis, dan bonus dari presiden. Juga aku akan kembali mendapat bonus dari presiden plus jaminan hidup jika aku berhasil menjadi juara dunia. Semuanya hanya mimpi. Yang nyata hanyalah gorengan bakwan yang saat ini aku makan. <span style="text-indent: 12.75pt;"> “Ayo kemon! makan mulu” ucapku pada Dio sambil membawa
bola yang aku ambil dari bawah kolong tempat tidurku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
TAMAT</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Penulis: Kartono Anwar, dari Garut Jawa Barat</div>
<div class="MsoNormal">
Alamat FB : Kartono
Anwar Nasution</div>
<div class="MsoNormal">
Email: <a href="mailto:anwar_kartono@yahoo.com">anwar_kartono@yahoo.com</a></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="mailto:pangerankartono@gmail.com">pangerankartono@gmail.com</a></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Alamat blog: Kartono-Bilang.blogspot.com</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07159439550489061137noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8705210889930519185.post-28012684655036595342017-03-23T10:13:00.000-07:002017-03-25T08:27:21.801-07:00<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Cinta Memang Gila</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip0TB3wR-No9Kpnx1rtuaSkHgOs9pTwt0K-Bb0HheahSaAHDDwuYGHasCOSpVoZ6P0RPPubOTvMNlDbHp0evwpGdtxa9D9chp0zhqObECOt82-nqG-PGCy2liQatzXuSZQMUrzeyxeBhw/s1600/cinta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip0TB3wR-No9Kpnx1rtuaSkHgOs9pTwt0K-Bb0HheahSaAHDDwuYGHasCOSpVoZ6P0RPPubOTvMNlDbHp0evwpGdtxa9D9chp0zhqObECOt82-nqG-PGCy2liQatzXuSZQMUrzeyxeBhw/s1600/cinta.jpg" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Dasar cewek murahan, pokoknya sekarang kita putus” itu isi sms
singkatku sesaat setelah aku melihat Devani mantan pacarku pacaran sama om-om di
taman. Aku sengaja memutuskannya lewat sms karena bila langsung menemuinya aku
tak sanggup. Aku terlalu sakit kalau harus melihat wajahnya. Apalagi menatap
matanya. Dulu tatapan mata itu teduh selalu menyejukan hatiku tapi sekarang tatapan
itu tidak lebih dari tatapan seorang iblis berwajah malaikat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Tapi aku kaget setelah menerima
balasan sms dari dia. Isi pesannya “kamu bilang aku murahan? sepertinya kebalik
deh. Kamu yang murahan. Aku tahu diam-diam kamu selingkuh di belakang aku. Aku sudah
tahu semuanya. Selama ini aku menahan rasa sakit ini. Itu semua karena aku
sayang sama kamu. Ok kalau itu keputusanmu kita putus. Dasar cowok freek” Aku tak
membalas isi pesannya itu. Aku merasa itu tidak penting. Aku merasa dia hanya
mencari-cari alasan dengan menuduhku selingkuh. Padahal dia sendiri yang
selingkuh.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Hari-hari telah berlalu tapi aku
tak dapat melupakannya. Aku mencoba melakukan segala cara untuk bisa lepas dari
sihir cintanya. Tapi tetap tak bisa walaupun telah satu bulan lamanya. Dalam waktu
satu bulan itu aku telah mencari pelampiasan.
Untuk menghilangkan rasa cintaku yang begitu dalam pada Devani. Dengan
bermodalkan wajah yang tampan aku tidak susah untuk dapat pacar baru. Dalam
waktu satu bulan itu aku memiliki empat pacar. Dari pacar pertama hingga
keempat lama pacarannya hanya seminggu. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Pacarku yang pertama
namanya Anita. Dia mengajakku liburan ke pantai dimana pantai itu mengingatkanku
akan kenangan dengan Devani dulu. Aku tak sengaja curhat mengenai kenanganku
dengan Devani di tempat ini. Aku menceritakan seluruh kelebihan Devani. Aku
puji-puji dia. Anita merasa cemburu dia merasa
dirinya tidak ada apa-apanya dibandingkan Devani yang aku ceritakan. Akhirnya kita
putus. Pacarku yang kedua namanya Marisa. Dia juga sama mengajakku kepantai
ini. Kali ini aku bertekad untuk tidak menceritakan kenanganku dengan Devani. Agar
tidak putus seperti waktu itu. Apalagi pacarku yang satu ini orangnya cemburuan
banget. Tapi saat berteduh di bawah pohon kelapa. Dia tak sengaja melihat
pahatan tulisan. Arya love Devani di pohon kelapa itu. Itu adalah kenangan ku dengan
Devani dulu.</div>
<div class="MsoNormal">
“ Sayang nama kamu Arya ya?” tanya Dia</div>
<div class="MsoNormal">
“Iya” jawabku singkat karena saat itu aku sedang mengetik
pesan untuk temanku</div>
<div class="MsoNormal">
“ Dan Devani itu mantan pacar kamu ya?”</div>
<div class="MsoNormal">
“Iya”</div>
<div class="MsoNormal">
“Kamu masih sayang sama dia?”<br />
“Iya”</div>
<div class="MsoNormal">
“Sekarang kamu lagi smssan sama dia ya?”</div>
<div class="MsoNormal">
“Iya”</div>
<div class="MsoNormal">
“Ih kamu, dari tadi jawabannya iya, iya mulu aku pergi nih”
diapun berdiri dan hendak pergi tapi aku memegang tangannya.</div>
<div class="MsoNormal">
Kini aku duduk bersimpuh di hadapan dia, aku pegang kedua
tanganya aku berusaha meyakinkan dia bahwa saat ini yang aku cintai hanya dia,
dia seorang. Tapi dia masih belum percaya. Untuk meyakinkan dia aku menyerahkan
hp yang aku pakai tadi. Supaya dia tahu aku tidak smssan Dengan Devani. Tapi
sialnya. Saat dia memegang hp itu datang sms dari Devani yang isi pesannya “aku
sayang kamu Arya”. Seketika setelah membaca pesan itu dia membanting hpku dan
pergi meninggalkan aku. Dan kitapun putus. Aku menyadari kesalahanku, sejak saat
itu nama Devani dari daftar kontaku aku hapus. Agar tak terjadi lagi salah
paham. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Pacarku yang ketiga namanya Sinta,
orangnya perhatian banget. Tapi akhirnya kita putus juga. Saat itu aku sedang
sakit panas. Dia yang sedang menungguku
tak sengaja mendengar aku mengigau menyebut-nyebut nama Devani. Dan dia juga
tak sengaja melihat poto Devani di bawah bantalku saat akan merapikan tempat
tidurku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Saat itu aku baru selesai mandi
dan pergi kekamar aku melihat Sinta sudah tidak ada. Aku pikir mungkin dia
pulang dulu. Setelah dia menungguku disini selama tiga hari tak pulang-pulang. “Tak
perlu di tunggu lagi kini akukan sudah sembuh” ucapku sambil membuka lemari
pakaian. Lalu nada sms hpku berbunyi dan itu ternyata dari sinta isi pesannya “kamu
masih mencintai Devani, kejarlah dia, aku akan pergi dan lupakan aku!”.
Sebelumnya aku tak mengerti apa maksud pesannya itu namun setelah aku melihat
poto Devani di lantai aku mengerti.” Eh tunggu dulu bagaimana dia tahu nama mantanku
itu Devani” akupun membalik poto itu dan ada tulisannya Devani I Love You From
Arya. “oh iya ya” ucapku. Aku menyusul Sinta kerumahnya dan ternyata tidak ada. Kata ibunya, Sinta pergi keluar
kota kerumah neneknya. Akupun bermaksud menyusulnya keluar kota namun hati
kecilku berkata “sudahlah bukan jodoh kali”. Akupun pulang kerumah. Kisah cinta
kitapun kandas.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Pacarku yang keempat namanya
Klara. Dia orangnya sangat pintar, dia menguasai tiga bahasa asing. Bahasa Inggris
bahasa Jepang, dan Mandarin. Dia juga mengajariku bahasa asing itu namun aku
tak pernah bisa karena sewaktu dia menerangkan aku hanya melihat wajahnya yang
cantik. Dari sd sampai sma dia selalu mendapat beasiswa. Bahkan ketika smp dan
sma dia bisa lulus lebih cepat dari temannya karena dia masuk kelas akselerasi.
Namun karena beasiswa juga akhirnya hubungan kita kandas. Dia mengaku takkan
bisa LDRan meski aku sudah meyakinkannya
dia tetap mau putus. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Namun tak kusangka, saat itu aku sedang menonton tv aku melihat ada berita tentang kecelakaan pesawat tujuan Jakarta
Indonesia-Manchester Inggris. ”Itu bukannya pesawat yang di tumpangi Klara”
ucapku sampil memasukan beberapa suap nasi ke mulut karena saat itu aku sedang
makan. Lalu berita itu menyebutkan para korban yang tewas dalam kecelakaan
pesawat itu. Betapa kagetnya aku bahkan sampai piring yang sedang aku pegangpun
jatuh kelantai dan pecah saat pembaca berita itu menyebutkan nama Klara Anisa
calon mahasiswa University Of Manchester Inggris. Aku berjalan mendekati tv,
pecahan belingpun aku injak tapi aku tak memperdulikan rasa sakitnya. Aku ingin
melihat dengan jelas dan benar itu Klara Anisa mantan pacarku potonya terpampang
jelas di layar tv.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
***</div>
<div class="MsoNormal">
Hari ini adalah hari pernikahan tanteku aku bersiap-bersiap
dengan pakaian serapih mungkin. Dengan harapan di tahun baru ini aku bisa dapat
pacar baru. Aku melihat surat undangan pernikahan
tanteku yang terletak di atas meja belajarku. Aku kaget karena di sana tertulis
nama Arya Bima dan Devani Melisa. Sama seperti namaku dan nama mantanku Devani.
Sejujurnya dalam hatiku aku masih berharap sama Devani. Aku berharap bahwa nama
dalam undangan itu benar-benar nama kita, benar-benar kita yang menikah.”Ah
tidak mungkin” aku menepis seluruh harapan itu sembari berjalan keluar
meninggalkan kamar.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Saat akan ijab kobul aku kaget bahwa calon
mempelai prianya ternyata pacar Devani yang aku lihat di taman dulu. Tapi aku
tidak melihat Devani. Tiba-tiba perutku mules akupun keluar dan
menuju wc umum di perjalanan aku bertemu Devani yang sepertinya habis dari wc umum. Lalu aku cegat dia. dia berusaha untuk meneruskan langkahnya tapi aku
menghalangi jalannya. Akhirnya diapun berhenti.</div>
<div class="MsoNormal">
“ Dev, aku mau minta penjelasan sama kamu, siapa sebenarnya
laki-laki yang dulu di taman sama kamu dan sekarang akan menikah dengan tanteku
itu” pintaku padanya</div>
<div class="MsoNormal">
“Untuk apa kamu menayakan itu, kitakan sudah gak ada urusan
lagi”ucap Devani diapun ingin melanjutkan langkahnya kembali tapi aku tetap menghalanginya.</div>
<div class="MsoNormal">
“Dev, aku mohon” aku memaksa</div>
<div class="MsoNormal">
“Ok aku akan jelasin sama kamu, dia adalah om ku. Seumur
hidupnya dia menjomblo. Percaya dirinya itu rendah banget. Aku melihat waktu
itu dia mau bunuh diri. Alasannya karena malu karena teman-temannya sudah
menikah semua dan sudah mempunyai anak sedangkan dia punya pacar juga belum
pernah. Aku berusaha maeyakinkan dia dan membawanya ke taman yang merupakan
tempat favoritnya. Sambil berharap aroma dari bunga-bunga di taman itu mampu
menenangkan hatinya”</div>
<div class="MsoNormal">
“Oh, aku paham sekarang. Maaf ya aku telah menyebut kamu
cewek murahan.” Ucapku dan bermaksud sujud di hadapan dia karena aku berpikir
Devani tidak akan memaafkanku. Tapi Devani menghentikanku seraya berkata”
jangan, sebelum kamu memintanya aku sudh maafin kamu koq. Sekarang aku mau Tanya
sama kamu siapa tante-tante yang selalu aku lihat bersamamu waktu sore hari di
taman?”</div>
<div class="MsoNormal">
Aku tidak menjawab pertanyaannya tapi aku membawanya keruang
ijab kobul seraya berkata “maksud kamu itu” aku menunjuk tanteku.</div>
<div class="MsoNormal">
“Iya” Devani kaget ternyata orang yang akan menikah dengan
omnya adalah wanita yang ia sangka pacarku selama ini.</div>
<div class="MsoNormal">
“Sini” aku menarik tangan Devani kembali membawanya keluar
ruangan itu, akupun menjelaskan “dia itu tanteku, dia itu buta sejak tiga tahun
lalu karena sebuah kecelakaan. Dan sejak itupula tak ada laki-laki yang mau
padanya, dia selalu sedih dan selalu mengurung diri dikamar. Aku merasa
kasihan,dan aku tahu taman adalah tempat favoritnya. Jadi setiap sore aku bawa
dia ke taman.”</div>
<div class="MsoNormal">
“Oh, maaf ya! Aku telah menyebutmu cowok freek” ucap Devani</div>
<div class="MsoNormal">
“Gak mau”jawabku enteng</div>
<div class="MsoNormal">
“Oh berarti kamu udah gak sayang lagi sama aku ya?” ucap
Devani sambil berlalu</div>
<div class="MsoNormal">
“Devani ,ok, aku akan maafin kamu. Tapi ada syaratnya. Kamu harus
naik ke atas panggung, dan kamu bilang kalau kamu cinta sama aku, pakai
pengeras suara itu. Ucapku sambil menunjuk kearah microfon yang ada di atas
panggung.</div>
<div class="MsoNormal">
tak kusangka Devani melakukannya, dia menuruti ucapanku, dia
naik ke atas panggung, dia mengambil microfon dan mengucapkan kata” Arya aku
cinta kamu, dan aku tak mau kehilangan kamu” semua para tamu undangan yang
hadir menyaksikan itu, mereka semua mendengarnya. Padahal ucapanku pada Devani
tadi itu Cuma bercanda. Gila, sungguh gila. Cinta itu memang gila.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
TAMAT</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Penulis: Kartono Anwar, dari Garut Jawa Barat</div>
<div class="MsoNormal">
Alamat FB : Kartono
Anwar Nasution</div>
<div class="MsoNormal">
Email: <a href="mailto:anwar_kartono@yahoo.com">anwar_kartono@yahoo.com</a></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="mailto:pangerankartono@gmail.com">pangerankartono@gmail.com</a></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Alamat blog: Kartono-Bilang.blogspot.com</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07159439550489061137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8705210889930519185.post-43856339586895371082017-03-23T00:58:00.000-07:002017-03-23T03:50:29.440-07:00<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: center;">
Topeng
Dibalik Wajah Cantiknya</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy4WbgVPvnZPw36LYRR8BhsYF59jfaxQHt7UbGvVN4Iu6wVK73yt9D4YV4FjyAsRgdY16HI6jyvIhwbjvQYPB9oCMMWceYEcmQFuhuhrCOKjCRTSPbX73cApMdwUX-mR0Ok9Dqp4XmV6Q/s1600/2-5-tahun-lalu-wajahku-rusak-parah-kini-aku-cantik-kembali.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy4WbgVPvnZPw36LYRR8BhsYF59jfaxQHt7UbGvVN4Iu6wVK73yt9D4YV4FjyAsRgdY16HI6jyvIhwbjvQYPB9oCMMWceYEcmQFuhuhrCOKjCRTSPbX73cApMdwUX-mR0Ok9Dqp4XmV6Q/s320/2-5-tahun-lalu-wajahku-rusak-parah-kini-aku-cantik-kembali.jpg" width="320" /></a></div>
<div align="center" class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Betapa senang hatiku hari ini
ayah membelikanku buku gambar baru, lengkap dengan pensil warna, penghapus dan
juga penggarisnya. Aku tahu ayah sangat sayang aku. Tapi aku merasa kasih
sayangnya padaku itu terlalu berlebihan. Sejak ibu meninggal setahun yang lalu.
Aku sangat dimanjakannya. Semua keinginanku di turutinya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Sikap ayah padaku itu membuat
kakakku cemburu. Ia merasa tidak di perhatikan ayah. Bahkan sudah dua bulan ini
kakak tidak pernah bicara dengan ayah dan aku. Setiap pulang sekolah dia selalu
mengurung dirinya dikamar dan hanya akan keluar apabila ia merasa lapar saja. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Suatu hari saat dia pulang sekolah aku merasa
heran kali ini sikapnya ramah, dia menyapaku. Aku merasa senang. Apalagi
setelah mataku di manjakan oleh kucing lucu berbulu lebat yang saat itu di
bawanya. Katanya kucing itu pemberian dari temannya. Sebagai kado ulang tahun
kakakku yang ulang tahunnya tepat hari
ini.</div>
<div class="MsoNormal">
“maaf ya kak aku lupa, bahwa hari ini kakak ulang tahun”
ucapku pada kakak</div>
<div class="MsoNormal">
“udah gak apa-apa, kakak ngerti koq kamu pasti sibuk” jawab
kakakku lembut </div>
<div class="MsoNormal">
“oke begini saja, kakakku yang cantik mau kado apa dari
adikmu yang lucu ini? Kalau tak mau jawab tuliskan saja! ” tanyaku sembari
menyerahkan buku dan pulpen padanya. Saat itu aku sedang mengerjakan pr. </div>
<div class="MsoNormal">
“kakak tidak minta apa-apa dari kamu, dua hari ini kakak
akan mengikuti persami, jadi</div>
<div class="MsoNormal">
kakak hanya ingin kamu menjaga kucing ini saja” ucap kakakku sambil menyerahkan kucing di
pangkuannya padaku.</div>
<div class="MsoNormal">
“ok,kak” ucapku enteng sambil membawa kucing itu kedapur
untuk memberinya makan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
****</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“dah” ucapku melepas kepergian kakak. Aku merasa sangat
sedih. Hari-hariku akan sangat sepi. Setelah di tinggal ayah yang dinas keluar
kota, lalu bi Ijah pembantuku yang pulang kampung karena ibunya sakit, sekarang
giliran kakakku yang pergi meninggalkanku karena mengikuti persami di
sekolahnya. Ah, aku benar-benar sepi, aku kesepian. Tapi hobi menggambarku setidaknya
bisa melawan sedikit rasa sepi itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Entah kenapa sejak perginya kakakku perilaku
si Keti kucing kakakku itu berubah jadi liar. Setiap malam suara berisik itu
selalu terdengar. Suara perabotan rumah yang pecah akibat kucing itu. Kucing itu selalu berlarian kesana- kemari
tak jelas seperti sedang mengejar tikus padahal tak ada tikus sama sekali
dirumah ini. Dia juga suka menyerang setiap benda yang bergerak. Termasuk ketika
aku menggambar. Dia menggit tanganku yang sedang memegang pensil, aku tidak
marah, amarahku baru bangkit setelah tahu selain menggigit tanganku dia juga
menginjak gambarku dengan kakinya yang kotor. Amarahku meledak tidak ada ampun
lagi, akupun melempar kucing itu keluar rumah padahal saat itu diluar cuaca
sedang hujan lebat. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Pagi yang indah di hari minggu tiba, aku
bangun, membereskan tempat tidur lalu mandi. Setelah berpakaian akupun sarapan.
Setelah itu aku berniat menggambar ulang hasil karyaku yang di rusak kucing
berengsek tadi malam untuk tugas sekolah besok. Saat akan menggambar aku baru
ingat si Keti belum di kasih makan tapi saat itu aku belum ingat bahwa si Keti
sudah aku lempar keluar semalam. Akupun pergi kedapur. “meng meng meng…meng
meng meng…” panggilku. Tapi kucing itu tak muncul juga. Akupun memutuskan untuk
menggambar kembali. Dua jam berlalu. Ingatankupun kembali. Aku telah melempar
kucing itu semalam. Lalu aku ingat kakakku. Dan karena kucing itu persaudaraan
kita bisa kembali rusak.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Tepat jam 10 pagi aku keluar
meninggalkan rumah aku mencari si Keti. Setiap rumah di komplek ini aku
kunjungi aku menanyakan si Keti. Aku menyebutkan cirri-ciri yang di milikinya
tapi tak seorangpun yang melihatnya, keluar dari komplek aku memasuki
perkampungan hal yang sama aku lakukan dan sama tak ada yang melihat si Keti.
Aku merasa lelah mencarinya tapi rasa bersalahku mendorongku untuk tidak
menyerah. Sampai aku tiba di suatu tempat. Aku berada di hutan. Suasana sudah
gelap dan aku tidak tahu jalan pulang. Akupun pingsan tak sadarkan diri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Saat aku membuka mata. Aku sudah
berada di rumah sakit. Aku melihat ada ayah yang sudah tertidur menungguku.
Ternyata sudah dua hari aku terbaring disini. Kata ayah Aku di temukan pingsan
oleh mang uu di hutan dan dia juga yang membawaku kesini. Ayah juga memberi
tahuku bahwa kata dokter faktor utama aku pingsan adalah karena aku kelelahan
dan dokter juga menemukan ada virus rabies yang sedang menyebar di tubuhku.
Virus yang akan terlihat gejalanya setelah 2-3 minggu atau satu tahun. Dan
penyebabnya adalah kucing gila milik om ku yang seharusnya di bawa kedokter
hewan tapi kakakku malah membawanya kerumah. Aku mulai menaruh rasa curiga pada
kakakku dalam pikiranku “untuk apa dia membawa kucing sakit kerumah?” “ah mungkin dia lupa, atau tak sengaja”
akupun menepiskan segala prasangka negatif pada kakakku itu. Karena aku yakin
dia telah berubah. “Tenang, om sudah membereskannya” ucap omku sembari
memperlihatkan gantungan kunci motornya. Gantungan kunci itu adalah ekor si
keti. Ternyata eh ternyata setelah aku lempar keluar malam itu si keti pulang
kerumahnya dan omkupun segera membawa si Keti kedokter hewan dan kata dokter
itu, penyakit si Keti sudah tak mungkin di sembuhkan jadi dia di binasakan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Nada sms hpku yang saat itu di
pegang ayahku berbunyi dan ternyata itu pesan dari kakakku. Hatiku sangat senang
karena aku merindukannya. Aku mengambil hp itu dari tangan ayah, lalu akupun
membaca isi pesannya.” Gimana? Sakit? Rasa sakit yang lo alami sekarang gak
sebanding dengan penderitaan gue selama ini.” Sontak setelah membaca pesan itu
hatikupun hancur. Hancur hatiku, hancur pula kepercayaanku. Aku tak sangka
kakak yang aku sayangi selama ini ternyata memakai topeng. Topeng di balik
wajah cantiknya. Aku masih tak percaya dia sengaja melakukan itu agar aku mati.
Dan kasih sayang ayah kembali padanya seperti dahulu. Betapa marahnya ayah yang
juga membaca pesan itu. Tapi marah itu ia tahan. Karena dia sayang sama
anaknya. Lalu dia menyuruh kakak untuk pindah sekolah dan tinggal di rumah
nenek.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 12.75pt;">
TAMAT</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Penulis: Kartono Anwar, dari Garut Jawa Barat</div>
<div class="MsoNormal">
Alamat FB : Kartono
Anwar Nasution</div>
<div class="MsoNormal">
Email: <a href="mailto:anwar_kartono@yahoo.com">anwar_kartono@yahoo.com</a></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="mailto:pangerankartono@gmail.com">pangerankartono@gmail.com</a></div>
<div class="MsoNormal">
Alamat blog: Kartono-Bilang.blogspot.com</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07159439550489061137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8705210889930519185.post-54455371855861882122017-03-22T08:58:00.001-07:002017-03-22T08:58:20.630-07:00<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Satu-satunya Harapan
Ayah</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBSQFo0MHpD0E3xIXMoqa6hhVUiwt57OQiPba330nuYhdPddAH640JWSGJJzhkkBtG-LGphnMCzT_c8Yjm2E3uSa9cxbVJYEUnuJbjjkbkW9PG7Ga3PYiGKNvIjcOIq6LFXtqYUNNVcqs/s1600/ayah-4-700x422.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBSQFo0MHpD0E3xIXMoqa6hhVUiwt57OQiPba330nuYhdPddAH640JWSGJJzhkkBtG-LGphnMCzT_c8Yjm2E3uSa9cxbVJYEUnuJbjjkbkW9PG7Ga3PYiGKNvIjcOIq6LFXtqYUNNVcqs/s320/ayah-4-700x422.jpg" width="320" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Huahm… aduh sudah
jam tujuh nih. Gak biasanya aku bangun jam segini. Untung hari ini hari minggu.
”Ucap Diana sembari membereskan tempat tidurnya. “Eumzz… ini semua karena si
jago lupa bangunin aku” Dianapun pergi
ke dapur , memasukkan dedak kedalam
baskom lalu menyeduhnya dengan air dingin. “Maaf ya jago hari ini tidak ada
dedak hangat! karena salah kamu sendiri
sich lupa bangunin aku. Kamu pasti masih tidur sekarang. Pasti semalam kamu
begadang nonton bola sama ayah.” Diana pun pergi kekandang ayam yang berada di
belakang rumahnya. “Maaf ya jago aku nyeduh dedaknya gak seperti biasanya. Karena
kalau pakai air panas. Lama nunggu dinginnya. Dan aku tahu perut kamu gak akan
bisa nunggu lagi.” Dianapun memasukkan baskom berisi dedak itu kedalam kandang.
Si jago biasanya berontak kalau mau di lepaskan dari kandang. Itu tandanya dia
sudah kenyang dan juga akan berkokok beberapa kali. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Memanfaatkan waktu, Sembari
menuggu, Dianapun membaca komik horor kesukaannya.</div>
<div class="MsoNormal">
Dilihatnya jam tangan, waktu sudah menunjukan pukul 08.00. Itu
artinya sudah hampir sejam dia menunggu. Tapi si jago tidak juga menunjukkan
kalau ia ingin di lepaskan. Dilihatnya dedak di baskom itu masih utuh dan
alangkah kagetnya Diana. Ternyata si jago sudah mati. Rasa takut menghampiri Diana.
Dia takut ayahnya yang pemarah dan
ringan tangan itu akan menghukumnya. Setelah tahu ayam kesayangannya mati. Diana
jadi gelagapan diapun menguburkan si jago tepat di samping kandangnya. “Semoga
ayah tidak tahu!” Diana menyimpan harapan. Dan ia juga menyiapkan kebohongan
yang akan dia katakan apabila ayahnya pulang dari kebun magrib nanti. Tetapi tidak
lama kemudian ayahnya pulang dengan di bopong dua orang karena tak bisa
berjalan. Kaki ayahnya kecangkul. Sewaktu mencangkul di kebun tadi. Diana
melihat luka ayahnya itu, dia merasa kasihan meski hatinya masih di penuhi rasa
marah pada ayahnya. Karena baginya kematian ibundanya setahun yang lalu itu gara-gara
ayahnya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Setelah membalut luka ayahnya
diapun meninggalkan ayahnya itu di ruang tamu. Diana lalu menonton Tv sembari
menyembunyikan wajah bersalahnya. ”Diana-diana, ambilkan ayah minum.” Ayahnya memanggil
sampai beberapa kali tapi Diana tak menyahut karena dia keasyikan menonton tv.
Akhirnya ayahnya memaksakan diri untuk mengambil air minum sendiri. Diana tak
menyadari kalau ayahnya sudah berada di
dapur, dia baru sadar setelah mendengar suara gelas pecah di dapur. Pecahan gelas
itu langsung menggores tangan ayahnya
dan memutus urat nadinya. Diana hanya bisa menangis melihat ayahnya
tergeletak tak bedaya dengan luka di tangan dan kakinya. Diana menjerit
histeris sampai orang-orang kampung mendatangi rumahnya. Merekapun membawa ayah
Diana itu kerumah sakit. Tidak bisa di bohongi bahwa Diana sangat sayang sama ayahnya.
Diapun Bertekad untuk bicara sejujurnya tentang kematian si jago.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Malam telah larut Diana yang duduk menunggu
ayahnya akhirnya tertidur. Dan iapun memimpikan kenangan buruk yang menimpanya setahun
yang lalu. Dia melihat ayah dan ibunya bertengkar, dia mengintip dari balik
pintu kamarnya. Dia juga melihat saat ayahnya menampar ibunya beberapa kali,
sampai ibunya lari karena tak tahan. Ayahnya mengejar Dan akhirnya ibunya itu tertabrak
motor berkecepatan tinggi.”ibu” Dianapun tersadar. Dan dia melihat ayahnya sudah
siuman. Dianapun menceritakan tentang kematian si jago.</div>
<div class="MsoNormal">
“Ayah boleh menghukumku apa saja” ucap Diana sambil memegang
tangan kiri ayahnya dan mengarahkannya kewajahnya. Tapi ayahnya itu malah
mengusap lembut wajah putri kecilnya itu seraya berkata”ayah tidak akan menghukum
kamu Diana, biarlah ayah kehilangan si jago asal ayah jangan kehilangan kamu.
Sejak peristiwa setahun yang lalu itu ayah menyadari semua kesalahan ayah. Dan Saat
ini, di dunia ini, yang ayah punya hanya kamu, kamulah satu-satunya harapan
ayah.”</div>
<div class="MsoNormal">
“Aku sayang ayah” ucap Diana sembari memeluk ayahnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
TAMAT</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Penulis: Kartono Anwar, dari Garut Jawa Barat</div>
<div class="MsoNormal">
Alamat FB : Kartono
Anwar Nasution</div>
<div class="MsoNormal">
Email: <a href="mailto:anwar_kartono@yahoo.com">anwar_kartono@yahoo.com</a></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="mailto:pangerankartono@gmail.com">pangerankartono@gmail.com</a></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Alamat blog: Kartono-Bilang.blogspot.com</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07159439550489061137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8705210889930519185.post-75692180327842010472017-03-22T03:04:00.000-07:002017-03-22T03:04:04.384-07:00<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 12.75pt;">
Toilet
yang Berbahaya</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFtQnjpfANkEc20IrCxOuOA-1knJ7iALnhWS3-hkMrgfzXjT4wDVzEh7j-7xUNYGeBdDHm0enabcWJoWDqne-hUWlLSpK6P48uKpk23Fzztz8fuurU3sUKQ9aZU_jWEQteLp33qJF93aA/s1600/toilet.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFtQnjpfANkEc20IrCxOuOA-1knJ7iALnhWS3-hkMrgfzXjT4wDVzEh7j-7xUNYGeBdDHm0enabcWJoWDqne-hUWlLSpK6P48uKpk23Fzztz8fuurU3sUKQ9aZU_jWEQteLp33qJF93aA/s1600/toilet.jpg" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Rasa cemas, gelisah, was-was dan
takut itu yang menghampiri gue jika menumpang BAB di rumah orang lain. Rasa tak
enak hati mungkin itu yang menjadi faktor utamanya. Ya karena boker gue lama.
Sebenarnya sich cuma 5 menit, tapi karena ada gadget jadi 55 menit. Makannya
gue lebih memilih toilet umum. Ya walaupun bayar yang penting hati gue tenang.
Atau di empang. Sekalian bagi-bagi
rejeki sama ikan. Kan jadi pahala juga. Sedekah.</div>
<div class="MsoNormal">
“hey bro kemana aja lo?”</div>
<div class="MsoNormal">
“Mulut lo bau kaya toilet.”</div>
<div class="MsoNormal">
“ Ah hidung lo aja deket sama mulut.”</div>
<div class="MsoNormal">
” Bisa aja lo.”</div>
<div class="MsoNormal">
Itu percakapan yang
selalu gue mulai dengan diki sebelum menjalani hari. Iya Diki itu sahabat
sejati banget buat gue. Dia selalu ada di saat gue sedih ataupun bahagia. Tapi
saat-saat seperti itu akan gue rindukan karena setelah lulus smp ini Diki akan
pergi ke Balikpapan karena ayahnya di pindah tugaskan kesana.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Gue adalah orang yang mudah penasaran, banyak
sudah kasus yang gue pecahkan. Baik di sekolah ataupun dilingkungan tempat
tinggal gue. Kali ini gue bertekad dalam hati gue untuk memecahkan kembali
sebuah misteri, ini adalah misteri sekaligus misi terakhir gue di sekolah ini,
dan juga sebagai salam perpisahan dengan sekolah ini. Untuk misi terakhir ini
gue ajak Diki. Karena gue sedikit takut, karena ini menyangkut hantu. Gue dan
diki memang penakut sama-sama takut hantu. Tapi gue berusaha memotivasi diri
gue untuk melawan rasa takut itu, karena kalau tidak di lawan rasa takut itu
akan menghantui seumur hidup. Dan inilah saatnya, kalau bukan sekarang kapan
lagi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Gue juga memotivasi Diki, tetapi
tak semudah yang gue kira. Tapi beberapa mangkuk bakso geratis akhirnya mampu
meyakinkan hatinya. Setelah Diki menghabiskan baksonya guepun mengajak dia
menuju ke toilet angker di sudut sekolah. Kami berjalan menuju toilet itu.dan sekarang
kami sudah bisa memandangnya, lalu aroma bunga melatipun mulia tercium. Persis
seperti di film-film yang biasa kami tonton berdua di rumah. Ya walaupun saat
menonton mata kami di tutup pakai sarung. Di film itu kalau tercium aroma bunga
mawar itu tandanya hadirnya pocong, dan kalau tercium aroma melati itu tanda
hadirnya kuntilanak. Itu kalau jarak kita sama hantu jauh. Tapi kalau sudah
dekat wangi itu aku akan berubah menjadi bau busuk yang teramat sangat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
“Kuntilanak” ucap kami
berbarengan, sepertinya kami memikirkan hal yang sama. Gue tahu Diki akan
melarikan diri makanya gue pegang tangannya. Semakin dekat dengan toilet itu
semakin terasa berat langkah kami. Keringat dingin membasahi sekujur tubuh
kami, wajah pucat pasi terpancar dari wajah kami. Dan akhirnya Diki pingsan, karena
tak tahan dengan bau dari toilet itu. Bau yang telah menggantikan aroma
melati yang sedari tadi menemani
perjalan kami. Gue juga mau muntah. Tapi bukan karena bau busuk dari toilet itu
tapi karena gue melihat muntah Diki. Dia muntah dulu sebelum akhirnya jatuh
pingsan. Gue tinggalkan diki gue fokus dengan toilet itu. Gue tatap tajam
toilet itu. tapi perasaan bersalah gue sama Diki muncul. Akhirnya gue berbalik
kebelakang. Tapi alangkah kagetnya gue, Diki tidak ada. Perasaan takut gue
bertambah, gue berpikir bahwa diki di bawa hantu. Gue gak percaya sejauh ini,
ini persis seperti adegan dalam film kuntilanak yang gue tonton. Pertama bau
melati, lalu berubah menjadi bau busuk. Dan teman dari tokoh utama itupun sama
di bawa hantu. Cuma bedanya di film tidak ada adegan muntahnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Tapi perjalanan harus tetap di
lanjutkan. Karena tidak bisa di buka.
Akhirnya gue dobrak pintu toilet itu Gue berhasil masuk kedalam. Dan setelah
itu gue tidak ingat apa-apa lagi. bau
aroma melati, bau aroma masakan dan bau asem telah merasuk kedalam hidung gue,
lalu terbukalah kedua mata ini. Guepun melihat ada bu Mirna, ibu kantin, dan
Diki yang telah sadar dari pingsannya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Bau aroma melati adalah bau bu
Mirna dan ternyata dia juga yang telah mengikuti gue dan Diki sewaktu menuju
toilet tadi. Dia mengikuti kami bersama tiga anak PMR dan membawa Diki yang pingsan tadi . Mereka
juga sudah memanggil gue untuk menjauhi toilet itu tapi entah kenapa saat itu gue
tak mendengar panggilan mereka. Jadi itu bukan bau kuntilanak dan Diki tidak
dibawa hantu. Akupun paham.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Bau masakan adalah bau ibu kantin, dia coba
mengejar kami karena gue belum bayar baksonya. Dan bau asem adalah bau Diki,
dia belum mandi. Dia telat datang kesekolah , jadi dia tidak sempat mandi. Dia
juga tidak sempat sarapan, makannya ketika aku traktir bakso tadi makannya
lahap banget kaya orang kesurupan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Di perjalanan pulang kami kembali
menemui toilet itu. Ternyata toilet itu sedang di perbaiki. sekarang. Klosetnya
yang sudah rusak diganti dan di belakang toilet kami melihat sebuah mobil
sedang menyedot tinja dari septic tank. Agar
tak ada korban selanjutnya seperti Gue dan Diki. Karen gas yang keluar dari
kloset itu sangat teramat berbahaya. Itu adalah gas metana.</div>
<div class="MsoNormal">
“Dik, seandainya gue tewas di dalam toilet itu dan gak ada yang nemuin jasad gue mungkin saja gue
yang jadi hantunya” canda gue pada Diki sembari berjalan pulang meninggalkan
sekolah.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
TAMAT</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Penulis: Kartono Anwar, dari Garut Jawa Barat</div>
<div class="MsoNormal">
Alamat FB : Kartono
Anwar Nasution</div>
<div class="MsoNormal">
Email: <a href="mailto:anwar_kartono@yahoo.com">anwar_kartono@yahoo.com</a></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="mailto:pangerankartono@gmail.com">pangerankartono@gmail.com</a></div>
<div class="MsoNormal">
Alamat blog: Kartono-Bilang.blogspot.com</div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07159439550489061137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8705210889930519185.post-37259181878963290242017-03-21T02:21:00.001-07:002017-03-21T04:36:50.838-07:00<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Aku Sayang Kamu</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p></o:p></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioZJSJi4tTI2FzZZSZ73pOsUsOrhNmP91zeVJl9ZgnRB24ut1lwXjmVBFW_Cj_eS58UshLtn88UI09hyIVUaSXizEGGP241jZBnSUwN8jV2EkYqMZ-K0QGAStlwfzaS7qAMcxq2dXx6z8/s1600/jarak+dua+hati..jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioZJSJi4tTI2FzZZSZ73pOsUsOrhNmP91zeVJl9ZgnRB24ut1lwXjmVBFW_Cj_eS58UshLtn88UI09hyIVUaSXizEGGP241jZBnSUwN8jV2EkYqMZ-K0QGAStlwfzaS7qAMcxq2dXx6z8/s320/jarak+dua+hati..jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Perjuangan seorang anak berumur
sebelas tahun dalam mengarungi pahit getirnya kehidupan. Berbagai macam halangan
dan rintangan telah ia lalui., rasa lelah, letih, lesu, lunglai dan bahkan sampai harus terluka, dan berdarah-darah. Tapi
mungkin kini dia telah mengalami titik jenuh dalam hidupnya. Perasaan takut itu
tak terelakan lagi, jantungnya berdegup sangat kencang, napasnya tak
beraturan,yang hanya bisa dia lakukan saat ini hanya menghindar, berlari sejauh
mungkin, karena kini dia sedang di kejar oleh pak ustad karena ketahuan nyolong
sandal di mesjid.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Dalam pelarian Andi tak fokus
melihat kedepan, dia selalu menengok kebelakang. Karena itu kepalanya
benjol-benjol akibat kejedot tembok dan pohon beberapa kali. Rasa takut Andi
tak terelakan lagi. Karena pak ustad larinya semakin kencang, bahkan 100 kali
lipat lebih kencang dari yang sebelumnya. Begitu kagetnya Andi, pak ustad yang
tadi tertinggal jauh di belakangnya, kini hanya beberapa centi saja dari
punggungnya.”Mungkin pak ustad pakai NOS kali ya? Larinya cepet buanget” ucap
Andi dalam hatinya. Diapun menambah kecepatan larinya namun apalah daya pak
ustad lebih cepat darinya. Bahkan pak ustad berhasil menginjak sandal kiri Andi
dari belakang sampai putus.”kita sudah putus, jadi tak ada urusan lagi diantara
kita.” ucap Andi seraya meninggalkan
sandal yang mungkin terluka hatinya karena
telah di tinggal tanpa alasan. “Salahku apa? Selama ini aku setia kok
sama kamu.” Mungkin itu yang akan di ucapkan si sandal bilakah ia mampu
berbicara.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
****</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Andi heran kenapa pak ustad tidak menangkapnya
ketika sudah sangat dekat dengannya tapi pak ustad malah melewatinya. Ternyata
eh ternyata, pak ustad di kejar anjing galak. Sewaktu mengejar Andi tadi tak
sengaja kakinya tersandung rantai anjing, rantai itupun putus lalu anjing galak
itupun mengejarnya. Betapa senangnya hati Andi bak mendapat durian runtuh
setelah lepas dari kejaran pa ustad. Tapi ia lengah, karena kelengahannya
itulah kini dia mendapat petaka kembali, andi sibuk menunduk melihat betapa
bagusnya sandal yang telah di curinya itu, belum pernah ia melihat sandal yang
sebagus itu dan yang serupa dengannya, mungkin ini keluaran terbaru kali ya
pikirnya. Andi merasa sangat kagum. Dia memeluk erat sandal itu, dan tak ingin
melepasnya. Sepertinya rasa cinta telah memenuhi
relung kalbunya, dan kisah cinta beda alam itu hanya berlangsung beberapa detik
saja. Karena hadirnya orang ke tiga. Dia adalah selokan. Seketika Andi masuk
dalam dekapan selokan itu seketika itu juga ia melepaskan pelukkan eratnya terhadap
si Sandal. Sisandalpun pergi jauh dengan luka di hatinya. Andi tak dapat
mengejarnya, iapun hanya bisa menyesali apa yang telah terjadi. Namun ia sadar
bahwa semua itu tiada arti. Andi lalu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya
lalu berkata” mungkin bukan jodoh kali.” </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
******</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Sementara itu perjuangan pak ustad belum
berakhir, langkahnya belumlah terhenti. Apalagi setelah sangat dekat dengan target yang di burunya. Setelah seminggu ini dia berusaha menyelidiki siapakah
buronan yang selama ini meresahkan warga itu. Pak ustad merasa terpanggil untuk
memecahkan kasus ini. Karena ini menyangkut
urusan dunia dan akhirat. Karena ketika
solat di mesjid solat mereka jadi tidak khusyu, tidak fokus karena hatinya
selalu tertuju pada sandal. Warga komplek perumahan elit ini.memang terkenal
dengan gengsinya yang tinggi. Termasuk dalam urusan sandal. Tak ada satu
wargapun yang tak memakai sandal bermerek. Atau sandal-sandal yang ada di
warung-warung pinggir jalan yang kata mereka murahan. Hal ini sangat menguntungkan si maling bin buronan
bin penjahat itu. Karena tidak perlu lama-lama memilih atau memilah karena
semua sandalnya bagus. Akhirnya mesjidpun lama-lama sepi pengunjung. Karena
warga lebih memilih solat di rumah daripada berjamaah di mesjid dengan alasan
lebih khusuk solat dirumah katanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Pak ustad masih mencari Andi
meski dia tanpa alas kaki. Sandal yang di curi Andi itu adalah sandal miliknya.
Meski perih dia rasa dan sakit yang bukan main. Karena selama pengejaran tadi
dia telah menginjak paku, duri dan beling. Tak terhitung berapa banyak paku,
duri dan beling yang telah ia injak, tapi yang paling sakit baginya adalah yang
di gigit anjing tadi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Pak ustad melihat Andi yang telah menepi di
pinggir selokan, seketika itu masa mudanya bangkit, energinya kembali, rasa
sakit dan lelah itu tiada lagi. Namun Andi juga menyadari itu, diapun berlari
kembali. Pak ustad berhasil menangkap Andi. Tapi dia kaget ada perempuan
setengah baya sedang terbaring lemah tepat di hadapan dia dan Andi saat ini
berdiri. Ya dia adalah ibunya Andi. Yang telah setahun ini mengidap penyakit
TBC. Andipun menjelaskan bahwa ibunya begini sejak ayahnya meninggal sekitar
setahun yang lalu.</div>
<div class="MsoNormal">
“Hidup kami sudah susah pak, sejak ayah masih adapun,
apalagi sejak beliau meninggal. Sejak itu pula saya putus sekolah. Ya karena
tak mampu bayar saya juga harus merawat ibu saya. Saya menjadi pencopet, maling
ayam, ngutil di warung, sampai saya nyolong sandal di mesjid. Itu semua saya
lakukan yang penting ibu saya bisa makan dan minum obat. Walaupun nyawa saya
taruhannya. Saya rela melakukan apapun demi ibu saya. Saya sayang sama dia, saya
sangat sayang ibu saya, hanya dia orang yang saya punya di dunia ini. Tapi kini
saya sadar, perbuatan yang saya lakukan ini salah walaupun tujuannya benar. Sekarang
semua rahasia yang saya sembunyikan selama ini dari ibu saya sudah terbongkar,
bahwa saya ini sebenarnya penjahat. Bapak boleh tangkap saya sekarang, asal
bapak berjanji bapak mau merawat ibu saya sampai sembuh.” Ucap Andi panjang
lebar. Diapun menyerahkan kedua tangannya untuk di borgol.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Berlinangan air mata pak ustad saat
Andi berucap tadi. Teringat akan ibunya yang telah tiada dua tahun yang lalu.
Tak sempat ia berbakti karena terlalu sibuk bekeja di luar kota. Dan tak tahu
juga bahwa ibunya mengidap kanker hati kronis. Yang ia tahu ibunya baik-baik
saja di kampung halaman. Ia jarang sekali pulang untuk mengunjungi ibunya. Dalam setahun hanya libur
hari raya idul fitri saja dia pulang kekampung halaman. Dalam pikirannya
dengan mengirim ibunya uang setiap bulan
itu sudah cukup untuk membuat ibunya
senang, membuat ibunya bahagia. Tapi uang bukan segalanya, tidak semua hal di
dunia ini dapat di beli dengan uang. Seperti kebahagaiaan dan rasa sepi yang di
rasakan ibunya.”Ibu tidak butuh uang nak, saat ini ibu hanya butuh kamu.
Pulanglah nak, ibu sangat rindu dengan kamu, ibu sudah memasak makanan kesukaan
kamu. Kita habiskan waktu walau hanya semalam.” Itu ucapan terakhir ibunya
sebelum ajal menjemputnya. Dia di temukan meninggal di meja makan oleh
pembantunya. “Kenapa ibu tak pernah cerita? Dedi sayang sama ibu.” Ucapan terakhirnya di batu nisan ibunda
tercinta.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Tersadar dari kenangan masa
lalunya ustad sekaligus polisi inipun berkata</div>
<div class="MsoNormal">
“Bapak tak akan menangkap kamu. Penjara anak di Tangerang,
bukan tempat yang cocok buat anak baik seperti kamu, bapa bangga sama kamu.” Seraya
memegang pundak Andi. “Bapa akan menanggung semua perawatan ibu kamu, dan bapa
juga yang akan membiayai sekolah kamu. Kamu harus sekolah lagi biar kamu bisa
jadi orang sukses. Setelah sukses kamu bisa bahagiain ibu kamu. Dan ingat pesan
bapak sesibuk apapun kamu jangan sampai melupakan ibu kamu, jangan pernah
biarkan dia sendiri dimasa tuanya, selalu ada buat dia dan selalu bahagiain
dia. Surga itu ada di bawah telapak kaki ibu.” Ujar pak ustad. Rona bahagia
terpancar dari wajah Andi dan ibunya. Andipun memeluk ibunya seraya berkata “aku
sayang kamu ibu”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
****</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
“Ibu selama engkau hidup aku tak pernah bisa membuatmu
bahagia, apalagi membalas jasamu yang begitu besarnya padaku, tapi ibu semoga
hal ini bisa membuatmu bahagia atau paling tidak memunculkan lengkung indah di
bawah hidungmu, senyuman indah yang selalu kurindukan itu. Ibu aku sayang kamu.”
Ucap Pak ustad sebelum akhirnya ia pingsan karena kehilangan banyak darah.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
TAMAT</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Penulis: Kartono Anwar, dari Garut Jawa Barat</div>
<div class="MsoNormal">
Alamat FB : Kartono
Anwar Nasution</div>
<div class="MsoNormal">
Email: <a href="mailto:anwar_kartono@yahoo.com">anwar_kartono@yahoo.com</a></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="mailto:pangerankartono@gmail.com">pangerankartono@gmail.com</a></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
Alamat blog: Kartono-Bilang.blogspot.co.id</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07159439550489061137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8705210889930519185.post-59185898640493008742017-03-19T03:08:00.000-07:002017-03-19T22:04:09.106-07:00<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 12.75pt;">
<div style="text-align: left;">
<span style="text-indent: 12.75pt;">Sedari kecil aku memang menyukai sesuatu yang berbau horor atau mistis. Dulu aku punya banyak koleksi komik horor. dan aku juga suka membaca majalah-majalah bernuansa mistis atau berbau alam gaib. Nah cerpenku kali ini bernuansa agak sedikit mistis. Ok langsung saja!!!</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="text-indent: 12.75pt;"><br /></span></div>
<span style="text-indent: 12.75pt;">Tikus
Mutan dan Gadis Hantu</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 12.75pt;">
<span style="text-indent: 12.75pt;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 12.75pt;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhws0kO-9Et22OFQyIxYXYjEQ5ZkIa49Ehb-TgJ3uueBw5ZvYXG4cfDITXj6_x5wuyO2Ax5vCeicFtL9GrMZdjCj-LDa1m-10mVod3_VMC6fOYOHJmKyVlbd6EeqE0Gz8_hI8YZcMpxByA/s1600/tikus+got.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="102" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhws0kO-9Et22OFQyIxYXYjEQ5ZkIa49Ehb-TgJ3uueBw5ZvYXG4cfDITXj6_x5wuyO2Ax5vCeicFtL9GrMZdjCj-LDa1m-10mVod3_VMC6fOYOHJmKyVlbd6EeqE0Gz8_hI8YZcMpxByA/s200/tikus+got.jpg" width="200" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2BApNzmOKvdMMpJok4Ck3bdHR_Sl3EbYGbYXYXAauyrfF2m9d5gY6Tnf16pWytPehQFn1MSvkr2oy2bqmqOrcAekB0DPXNdmtxWdso2Fehyphenhyphenvo08rhngf8iv1MX44U6jAO5cKDMwLdQiM/s1600/hantu+wanita.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="148" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2BApNzmOKvdMMpJok4Ck3bdHR_Sl3EbYGbYXYXAauyrfF2m9d5gY6Tnf16pWytPehQFn1MSvkr2oy2bqmqOrcAekB0DPXNdmtxWdso2Fehyphenhyphenvo08rhngf8iv1MX44U6jAO5cKDMwLdQiM/s200/hantu+wanita.jpg" width="200" /></a></div>
<br />
<span style="text-indent: 12.75pt;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 12.75pt;">
<span style="text-indent: 12.75pt;"><br /></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Sebuah got yang dipenuhi tikus
mutan yang sangat ganas. Yang akan keluar mencari mangsa pada malam hari. Namun
bila merasa terganggu mereka tidak akan segan-segan untuk menyerang walaupun
itu siang hari.Warga sudah sangat resah sejak hadirnya tikus-tikus itu.Tikus-tikus
itu memakan ternak warga dan setelah ternak itu habis kini mereka mulai
menyerang warga itu sendiri. Terutama bayi-bayi. Tidak ada racun yang dapat
membunuh tikus mutan itu dan tidak ada hewan yang sanggup untuk memangsa tikus
itu. Warga telah menggunakan kucing, lalu ular dan terakhir anjing. Dan ketiga
hewan itupun yang tersisa hanya tulang belulangnya saja.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Sebelumnya kampung itu damai-damai
saja sebelum datangnya seorang professor yang tak sengaja menumpahkan cairan zat
kimia ke got itu. Yang merubah segalanya. Kini setiap malam warga tak dapat
tidur nyenyak. Mereka selalu di hantui rasa takut akan tikus itu. Akhirnya warga
yang tak tahan satu persatu meninggalkan kampung itu. Dan kini tinggal lima
buah rumah lagi yang berpenghuni. Sebenarnya warga juga telah terjun langsung melakukan
perlawanan terhadap tikus itu. Namun tikus itu kebal terhadap senjata apapun. Badannya
sangat keras. Dan warga juga telah memanggil polisi. Dan ternyata tikus itu juga
kebal terhadap peluru. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Suatu ketika seorang polisi muda
bernama Anton sedang mengejar seorang buronan kelas kakap yang sudah sepuluh
tahun buron. Buronan ini sangat berbahaya ketika suasana sepi. Tetapi bila
banyak orang dia tidak akan melawan. Buronan ini sengaja memancing Anton untuk
memasuki hutan yang suasananya sangat sepi, dia bermaksud untuk membunuh Anton
disana. Dalam pengejaran ketika melewati perkampungan penduduk, Anton terpeleset dan masuk kedalam got. Si buronan
tertawa dan tahu bahwa Anton tidak akan selamat bila masuk got itu. Dia tahu karena
sudah banyak kabar yang beredar tentang ganasnya tikus mutan di got itu. Sementara
itu Anton berusaha untuk melepaskan diri dari tikus-tikus itu. Seluruh pakainya
sudah habis tapi tikus mutan itu tetap tak mau melepaskan Anton. Warga
menyaksikan itu. Anton malu karena kini tak sehelai benangpun membalut
tubuhnya. Akhirnya diapun berlari dan masuk kedalam hutan yang ada di belakang
perkampungan warga. Itu adalah hutan Larangan. Karena kehilangan banyak darah
dan rasa sakit yang luar biasa Antonpun pingsan dan tak sadarkan diri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Ketika dia membuka mata. Dia
merasakan hal yang aneh pada tubuhnya, luka-lukanya sudah sembuh bahkan tak
berbekas sama sekali. Dan yang lebih aneh lagi. Kini dia memakai pakaian
perempuan. Lalu seorang gadis cantikpun menghampirinya seraya berkata:” kamu
sudah bangun? Aku menemukanmu pingsan kemarin.dan soal pakaian. Tak ada pakaian
laki-laki dirumah ini, semuanya pakaian perempuan. Anton tak menjawab. Seketika
wajahnya memerah Karena dia sadar karena ketika memasuki hutan dia sudah dalam
keadaan tak berpakaian. Dan sudah pasti gadis cantik yang ada di depannya ini sudah
melihat semuanya. Pikirnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Hari-hari Anton lalui dengan
Gadis itu. Hari-harinya menjadi indah. Gadis itu telah membuatnaya merasa nyaman. Sampai dia lupa akan tugas yang di embannya. Dia tak mau pulang hanya
ingin terus berada di samping gadis itu sepanjang waktu. Mereka semakin
hari-semakin dekat saja. Melakukan aktifitas bersama layaknya orang pacaran.
Bahkan ibu si gadis menyarankan supaya anton cepat-cepat untuk mempersunting
putrinya itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Kekaguman anton akan gadis itu
semakin bertambah. Selama dua hari ini anton sakit dan gadis itu yang
merawatnya. Rasa cinta yang begitu menggebu itupun tak ter tahankan lagi. Akhirnya
Antonpun memutuskan untuk segera mempersunting gadis pujaannya itu. Sampai tibalah hari itu.</div>
<div class="MsoNormal">
“Sayang, ayo kita jalan-jalan!” ajaknya. Anton pun
mengangguk. Mereka berjalan-jalan di sekitaran perkampungan melihat-lihat pasar
malam.</div>
<div class="MsoNormal">
“Nih buat kamu, gak usah pakai baju aku lagi!”</div>
<div class="MsoNormal">
“Oh makasih dan makasih juga atas makanannya, selain cantik
kamu juga baik. Alangkah beruntungnya aku bila dapat memilikimu”</div>
<div class="MsoNormal">
“Ah,gombal kamu. Jangan terlalu memuji!”</div>
<div class="MsoNormal">
“Selama ini kitakan belum tahu nama masing-masing, kita
hanya saling memanggil dengan panggilan Sayang, atau beb. Kan sebentar lagi
kita akan menikah, jadi aku mau kamu tahu namaku, dan aku juga mau tahu nama
kamu. Jadi nama kamu siapa ?”</div>
<div class="MsoNormal">
“Namaku…jurig”</div>
<div class="MsoNormal">
“Hah, jurig? Tidak!!!” Anton kaget dan terbangun. Dia bangun
persis di tempat ia pingsan tadi. Pakaian yang membalutnya berubah jadi daun
pisang. Dan pakaian yang di berikan gadis tadi juga adalah daun pisang. Tapi yang
paling dia kagetkan adalah apa yang ia pegang saat ini. Makanan yang ia bungkus
dan sempat ia makan sebagian. Ternyata itu adalah tai kerbau. Akhirnya diapun muntah-muntah.dan
pagi itu diapun pingsan kembali.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Terdengar sayup-sayup suara
adzan dari kejauhan. Hari sudah siang Antonpun terbangun. Dengan badan yang
lemas, dengan sisa energi yang tersisa, akhirnya Antonpun berhasil menemukan
jalan untuk keluar dari hutan. Dengan mengendap-ngendap melewati perkampungan
diapun berhasil mengambil jemuran warga. Daster dan juga kerudung untuk
menutupi wajahnya. Dia melenggang pulang dan sampailah ia dikantor polisi.</div>
<div class="MsoNormal">
“Ibu mau buat laporan apa? Ibu mau buat laporan apa?” karena
tak menjawab juga pertanyaan dari atasannya itu. Akhirnya di bukalah. Kerudungnya
itu dengan paksa. Dan alangkah kagetnya mereka. Sebagian pingsan karena mereka
mengira Anton sudah meninggal karena sudah seminggu hilang dan mayatnya tak di
temukan. Bahkan di rumahnya sudah diadakan acara tahlilan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Anton menceritakan semua yang dialaminya
seminggu ini.</div>
<div class="MsoNormal">
“Maaf pak saya sudah gagal dalam tugas ini, saya tidak
berhasil menangkap buronan itu”</div>
<div class="MsoNormal">
“Kamu berhasil, bahkan lebih dari itu. Kamu lihat semua
hasil panen ini? Ini adalah pemberian
dari warga sekitar. Karena kamu berhasil membawa semua tikus itu pergi dari
kampung penduduk. Dan ketika mendengar itu kami bangga sekaligus sedih karena
kata mereka kamu membawa tikus itu ke hutan larangan, dimana yang masuk hutan
itu tidak akan bisa keluar lagi, Kalaupun keluar tidak akan dalam keadaan
selamat”.</div>
<div class="MsoNormal">
“Terus pak buronan itu?”</div>
<div class="MsoNormal">
“Dia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Ketika kami sedang
mencarimu kami melihat dia di kota. Kebetulan waktu itu sedang ada sirkus
keliling. Karena ketakutan buronan itu salah bersembunyi. Dia malah masuk
kandang beruang. Jadi dia tewas dimakan beruang.”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Betapa bahagianya hati anton saat itu. Pertama
karena dia berhasil keluar dari hutan larangan itu dengan selamat dan Dia menyelesaikan dua tugas sekaligus. Dan
atas prestasinya itu dia dinaikkan pangkat dari bripda menjadi briptu lebih
cepat dari kawan-kawan seangkatannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
TAMAT</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Penulis: Kartono Anwar, dari Garut Jawa Barat</div>
<div class="MsoNormal">
Alamat FB : Kartono
Anwar Nasution</div>
<div class="MsoNormal">
Email: <a href="mailto:anwar_kartono@yahoo.com">anwar_kartono@yahoo.com</a></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<a href="mailto:pangerankartono@gmail.com">pangerankartono@gmail.com</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07159439550489061137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8705210889930519185.post-70847223497189590012017-03-18T04:27:00.002-07:002017-03-25T08:10:41.821-07:00Hy kawan kali ini cerpenku bertemakan kisah cinta. tidak perlu basa-basi lagi langsung aja ya?<br />
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Cintaku Ada di
Dekatku<br />
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB6dOfbJaRNXimD9-oNCV5zHQVkuoS5ITCP7I-LuDpkrtShnr2PRd-LItA5ythrGdZDVcq8XzT7PK0ZdPrunGJh-FUs4DQI7vQ2-73tkv-kFZdELWiNpHeJ8m7mTVlCA0oE4dr8ix7jOo/s1600/sahabat+cinta+jpg.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB6dOfbJaRNXimD9-oNCV5zHQVkuoS5ITCP7I-LuDpkrtShnr2PRd-LItA5ythrGdZDVcq8XzT7PK0ZdPrunGJh-FUs4DQI7vQ2-73tkv-kFZdELWiNpHeJ8m7mTVlCA0oE4dr8ix7jOo/s1600/sahabat+cinta+jpg.jpg" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 12.75pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 12.75pt;">
<o:p><br /></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Karanina Suwardi atau yang akrab
di panggil bu nina adalah calon guru yang magang di sekolahku. Jujur saat
pertama kali bertemu aku sudah menyukainya.ya faktor utamanya karena dia
cantik. Dimataku dialah wanita paling cantik yang pernah aku lihat seumur
hidupku.waktu itu aku sedang membawa setumpuk buku dari perpustakaan menuju
ruang kelas. Karena terburu-buru aku tak melihat ada orang di depanku aku
menabraknya dan bukupun jatuh berserakan kelantai.tapi dia tidak berlalu dia
membantuku membereskan buku yang berserakan.saat akan mengucapkan terimakasih
aku memandang wajahnya dan aku kaget subhanallah cantiknya dia.apalagi setelah
dia membalas tatapanku akupun melihat matanya dan tatapan matanya itu teduh,
sungguh menyejukan hati.</div>
<div class="MsoNormal">
diapun bertanya padaku yang sedang melongo “kamu kenapa
dek?” </div>
<div class="MsoNormal">
aku kaget dan menjawabnya terbata-bata. “Enggak bu, saya
Cuma mau bilang terimakasih,dan sebelumnya saya minta maaf”.</div>
<div class="MsoNormal">
“gak usah minta maaf, ini salah ibu juga kok” jawab dia
dengan lembut</div>
<div class="MsoNormal">
“ibu, guru baru disini ya? Koq saya belumpernah lihat ya”
tanyaku</div>
<div class="MsoNormal">
“belum, ibu belum jadi guru, disini ibu pkl dan ini hari
pertama ibu. Ibu kebingungan lagi nyari kelas. Kamu tau gak kelas XII IPA 3 ?”
Tanya dia</div>
<div class="MsoNormal">
“oh kebetulan itu kelas saya bu, jadi buku bahasa Indonesia
ini untuk pelajaran ibu”</div>
<div class="MsoNormal">
Diapun mengangguk, kamipun berjalan dan masuk kekelas
bersama.</div>
<div class="MsoNormal">
Dan apa yang aku rasakan juga dirasakan oleh teman laki-laki
sekelasku juga, mereka sama-sama mengaggumi kecantikan bu Nina.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Waktu telah berlalu, hari telah
berganti. Tapi perasaan suka ini tak pernah hilang malah seiring berjalannya
waktu semakin bertambah. Akhirnya aku menyadari bahwa aku mencintainya. Dia yang
telah merubah hidupku. Aku yang tadinya tidak menyukai pelajaran bahasa
Indonesia. Karena dia yang mengajar aku jadi menyukainya. Malahan nilai bahasa
Indonesiaku jadi yang tertinggi di kelas. Dia juga telah merubah penampilanku.
mana mungkin dia akan melirikku kalau penampilanku seperti ini. Itu yang
terpikir di benaku. Akhirnya aku yang culun berusaha merubah diri untuk tampil
jadi keren. Aku kini tidak lagi memakai kacamata, rambut dan pakaiankupun sudah
lebih rapih. Dan setiap akan kesekolah aku tidak lupa memakai parfum. Dan tidak
hanya itu dia juga telah membangkitkan rasa percaya diriku yang telah lama
terkubur. Itu terbukti ketika ujian seni budaya untuk menyanyikan lagu bebas di
depan kelas. Dan aku yang pertama kali tampil. Aku menyanyikan lagu Mahluk
Cantik dari Frans Dangdut Academy Satu. Aku di penuhi rasa cinta yang begitu
dalam. Saat aku menyanyi aku membayangkan tidak ada seorangpun di kelas ini
kecuali aku dan bu Nina yang cantik yang tepat di depanku.aku bergaya bak Frans
di Video klipnya. Semua orang memuji penampilanku. Dan ibu gurupun
menyanyarankan aku untuk tampil di acara perpisahan sekolah nanti.</div>
<div class="MsoNormal">
“wey keren” puji dini teman sebangkuku yang tomboy</div>
<div class="MsoNormal">
“iya dong” jawabku santai</div>
<div class="MsoNormal">
“Dari aku temenan sama kamu, sejak smp sampai sekarang kelas
3 sma. aku gak pernah lihat kamu sebahagia ini. Mungkin kamu punya pacar?
Ah,dari dulu kamu gak pernah pacaran, dan kamu hanya sibuk dengan buku-bukumu
itu. Atau benerya? Siapa? Kenalin donk?”</div>
<div class="MsoNormal">
“ada deh, ah kamu kepo banget sich, udah kita kekantin yuk!
Udah bel tuh.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
********</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Aku merasa semua usahaku untuk
bu Nina selama ini sia-sia. Sampai tibalah hari itu.</div>
<div class="MsoNormal">
Hari itu di kelas pelajaran bu Nina. Entah kenapa saat itu
aku gak Fokus untuk belajar. Aku hanya fokus memperhatikan wajahnya yang
cantik. Bu Nina menyadari itu, dia balas menatapku. Aku malu, aku jadi salah tingkah, akupun menutup kedua mataku.<br />
Saat aku membuka mata, aku sudah berada di hutan belantara. Aku bertanya pada
diriku kenapa aku ada disini. Dan alangkah kagetnya aku segerombolan harimau
sedang mengelilingiku dan siap untuk menjadikanku santapan paginya. Saat itu
aku hanya pasrah saja. Tapi untung dari kejauhan ada kesatria yang menembakkan
busur panahnya kearah harimau-harimau itu. Harimau–harimau itu mati dan sisanya
lari. Dan ternyata kesatria itu wanita.Wanita itu wajahnya mirip dengan bu
Nina. Belahan jiwaku. Dan namanya juga hampir mirip. Cuma nama depannya di
tambah Raden Ayu. Jadi Raden Ayu Karanina Suwardi.Dia suka berburu seperti
ayahnya. Dimana seharusnya seorang putri itu berias atau membatik di istana. Dia
mengobati lukaku dan membawaku keisatananya. Aku di jadikan pengawal
pribadinya. Sebelumnya aku berterus terang bahwa aku tidak tahu tempat ini dan tidak
kenal siapa-siapa disini. Seiring dengan berjalannya waktu semakin dekatlah
kami. Aku mengajarkan padanya keahlianku yaitu melukis dia mengajarkanku
keahlian memananahnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Pagi itu sang raja mengumumkan
akan mengadakan sayembara. Dimana hadiahnya adalah putrinya sendiri. Dimana hal
ini dia lakukan karena dia tidak setuju kalau putrinya di persunting oleh
pangeran Arnold. Pangeran jahat dari negeri seberang.Tapi tak ada satupun
rakyat atau penduduk yang berani maju untuk melawan pangeran Arnold.</div>
<div class="MsoNormal">
“Tuan putri, apa sich pertarungan yang di lombakannya”
tanyaku</div>
<div class="MsoNormal">
“Pokemon go”.jawabnya</div>
<div class="MsoNormal">
“Hah, pokemon go?” aku heran.</div>
<div class="MsoNormal">
Rajapun melanjutkan pidatonya</div>
<div class="MsoNormal">
“oke, kalau begitu, pangeran Arnold lah yang berhak untuk menikahi putriku dan sekaligus menggantikanku sebagai raja…”</div>
<div class="MsoNormal">
Belum sempat raja melanjutkan pidatonya aku menyela</div>
<div class="MsoNormal">
“ tunggu, aku siap untuk melawan pangeran Arnold”akupun
melangkah penuh keberanian. Dalam hatiku, ini untuk membuktikan cintaku pada
tuan putri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Pertandingan pun dilakukan di
belakang istana. Kami di bekali alat penangkap pokemon.mirip seperti alat
penangkap hantu ghost buster. Tidak memakai gadget. Seperti di dunia nyata.
Pokemonnyapun nyata, mereka hidup.</div>
<div class="MsoNormal">
”peraturannya setiap peserta harus menangkap pokemon yang
ada di dalam labirin ini.ini namanya labirin kematian, didalamnya ada tiga
tempat berbahaya, rawa siluman, danau buaya, dan lumpur hisap raga. Kalian di
beri waktu satu jam. Untuk menangkap pokemon sebanyak mungkin. Jumlah pokemon
di labirin ini ada 100.”</div>
<div class="MsoNormal">
Pertandinganpun dimulai. Kami berdua memasuki labirin itu.
Tak kusangka pangeran Arnold itu curang. Aku beberapa kali di tipunya. Memang
dia di kenal hebat dan berpengalaman. Tapi bukan hebat kalau curang. Pertama
aku di suruh mengambil apel karena dia bilang dia lapar. Akupun mengambil apel
itu tak kusangka apel itu merupakan kunci gerbang kerawa siluman akupun
tersedot masuk kedalam rawa itu. Siluman-siluman itu akan merasuki orang yang
masuk rawa itu dan orang yang di rasuki akan bunuh diri. Tapi aku
selamat.karena aku menaburkan garam kerawa itu, rawa itupun dan juga silumannya
mendadak menghilang. Garam adalah salah satu benda yang di berikan putri dari
tiga benda yang di berikannya. Pangeran Arnold juga menyuruhku untuk memakai
jaket yang dia berikan. Aku menurut saja.aku pikir dia baik karena cuaca disini
dingin.dia rela kedinginan asalkan aku tidak.Aku tidak tahu kalau itu salah
satu pantangan disini. Boleh memakai jaket tapi harus memakai topi.dan pantas
saja ngapain dari tadi dia pakai topi kan di sini dingin.tidak panas. Dan
inilah jawabannya. Ketika aku memakai jaket seketika itu juga aku masuk kedalam
danau yang penuh buaya dan buayanya besar-besar. Aku berhasil berenang,
melarikan diri dan menepi ke darat.tapi buaya itu terus mengejar dan buaya yang
paling besar melompat dan menerkamku Dan akupun menyemprotkan minyak wangi
tepat kearah mata buaya yang paling besar itu sesuai perintah putri. Dan danau
beserta buaya itupun menghilang. Seperti hilangnya kepercayaanku pada pangeran
Arnold. Waktu tersisa tinggal setengah jam lagi. Dan aku belum mengumpulkan
satupun pokemon itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Untuk ketiga kalinya aku masuk
dalam bahaya. Tapi ini bukan karena pangeran Arnold. Tapi salahku sendiri. Aku
di hadapkan pada 3 buah pintu. Dan aku harus memilih salah satunya. Dimana dari
ketiga pintu itu hanya satu yang benar. Pintu pertama dijaga oleh Bu guru Nina,
pintu kedua di jaga oleh tuan putri Nina dan yang ke tiga oleh sahabatku Dini.
Aku memutuskan untuk memutuskan untuk memilih antara no 1 dan 2 tanpa
memperdulikan yang no. 3. Meski Dini berkata hanya pintu yang dia jaga yang
benar. Tapi aku tetap tak perduli. Akupun menjatuhkan pilihan pada no 1. Meski
no 1 dan no 2 memiliki wajah yang sama dan nama yang mirip tapi yang pertama
aku cintai no1.bu guru Nina. Dan aku salah. Akupun masuk kedalam lumpur hisap
raga. Dimana orang yang terhisap akan tinggal selamanya disana. Tapi untung
saja aku sempat memakan bawang putih. Akupun selamat. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Waktu menunjukan 15 menit lagi.
Putus asapun mulai menghampiriku. Saat itu aku mendengar suara minta tolong.
Dan ternyata itu adalah suara seorang kakek yang di gantung di atas pohon toge
setinggi lima meter oleh cucunya sendiri. Aku tidak tahu bagaimana cara
menolongnya. Tapi si kakek menunjuk-nunjuk pada sebuah toples yang ada di meja
di luar gubuknya. Akupun mengerti dan segera menaburkan garam itu ke bawah pohon
tersebut. Dan perlahan-lahan pohon toge yang keras itupun melemas dan sikakek
itupun selamat.</div>
<div class="MsoNormal">
Sikakek itu berubah dan ternyata dia adalah raja pokemon
yang ada di labirin ini. Sebagai tanda terimakasihnya dia akan mengabulkan satu
permintaanku.”aku hanya ingin sisa pokemon yang belum di tangkap pangeran
Arnold. Itu saja.” Ucapku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Waktu telah habis. Pangeran
Arnold telah lebih dulu keluar dari labirin dan dengan sombongnya mengumumkan
bahwa pesaingnya telah tewas yaitu aku. Jadi dia berhak mempersunting putri dan
menjadi raja. Alangkah malunya dia ketika aku keluar dari labirin dan
selamat.Waktu perhitunganpun tiba. Dan tak di sangka akulah pemenangnya.
Selisih poin kami hanya beda sedikit dimana aku mendapat 50 pokemon dan
pangeran Arnold 49 pokemon.karena malu pangeran Arnold melakukan hara kiri atau
bunuh diri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Pesta pernikahanpun di gelar,
resepsi yang mewah selama 40 hari 40 malam. Dan tibalah pada saat yang
kutunggu-tuggu. Yaitu malam pertama. Dimalam pengantin itu aku bertanya pada
tuan putri apa benar dia mencintaiku sambil kucium tangannya. Tapi tidak ada
jawaban, dia hanya diam membisu. Jadi aku cium tangannya berulang-ulang Tapi
yang ada hanya suara dari luar yang berbunyi “cie, cie” ternyata itu suara dari
alam nyata.itu suara teman-teman sekelasku. Alangkah malunya aku. Itu hal
paling memalukan dalam hidupku. Dari tadi aku mengigau mengucap kata “Nina I
Love You” berulang-ulang sambil menciumi tangan bu guru yang hendak
membangunkanku, karena sudah waktunya pulang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Aku sengaja meninggalkan kelas belakangan karena ingin
minta maaf pada buguru atas kejadian tadi.bugurupun memaafkanku. Lalu dia
memberiku surat undangan dan itu ternyata undangan pernikahannya minggu depan.
Alangkah hancur hatiku ketika aku membacanya tapi aku berusaha tegar di hadapan
dia.padahal kalau tidak ada siapa-siap aku ingin menangis sekeras-kerasnya. Eh
aku baru sadar Dini kemana ya? Sejak aku bangun dia gak ada. Eh tapi tasnya
masih ada berarti dia belum pulang. Mungkin dia ketoilet kali. Ah lebih baik
aku susul ke toilet sekalian aku kembaliin tasnya dia.keburu kelasnya di
kunci.pak idrus dari tadi melototin terus.Sebentar ya pak ucapku pada pak Idrus
si penjaga sekolah.saat aku hendak mengambil tas Dini bukunya keluar
berhamburan ternyata tasnya lupa di tutup resletingnya. Dan ada satu yang
ganjil.aku melihat buku yang cukup tebal.ternyata itu buku diarynya.yang dia
tulis sejak smp.hampir semuanya membahas tentangku.dan aku baru sadar selama
ini dia menyukaiku.Dia mencintaiku namun aku tidak pernah peka. Aku termenung
di taman sekolah dengan diarynya di pangkuanku. Sambil mengingat mimpi
itu.Akhirnya aku mengambil keputusan.</div>
<div class="MsoNormal">
Dinipun menghampiriku dengan mata sembab sepertinya dia
habis menangis.</div>
<div class="MsoNormal">
“mana tasku”</div>
<div class="MsoNormal">
“ini. Kamu habis menangis ya?”</div>
<div class="MsoNormal">
“iya”</div>
<div class="MsoNormal">
“din kamu suka ya sama aku”</div>
<div class="MsoNormal">
“kegeeran banget kamu, jangan mentang-mentang kamu udah
ganteng sekarang aku suka sama kamu”.</div>
<div class="MsoNormal">
Dini berlalu sepertinya dia masih marah sama aku atas
kejadian tadi. Tapi aku memegang tangannya.</div>
<div class="MsoNormal">
“Kamu gak usah bohongin perasaan kamu Din! Aku udah tahu semuanya.”
ucapku sambil menunjukan buku diary miliknya.</div>
<div class="MsoNormal">
“Iya, aku suka sama kamu, dari dulu.kamunya aja gak pernah
peka.”</div>
<div class="MsoNormal">
“Kenapa kamu gak ngomong jujur aja sich sama aku?”</div>
<div class="MsoNormal">
“Yang harusnya ngomong itu lelaki bukan cewek. Masa sich
kamu gak peka. Yang selalu belain kamu waktu kamu di buli, aku. Yang pertama
kali menjenguk waktu kamu sakit, aku. Yang selau bantuin kamu bayar uang spp
waktu ayah kamu belum kirim uang, aku.yang selalu bantu kamu waktu ujian aku.
Apa gak cukup seluruh perhatianku ini buat kamu selama ini?”</div>
<div class="MsoNormal">
“Ok, din aku minta maaf aku terlambat menyadari itu. Tapi
sekarang aku sadar. Aku ingin kamu jadi pacar aku. Cinta pertama dan terakhir
aku. Karena aku merasa kamulah yang terbaik, hanya lelaki bodohlah yang tega
nyianyiain kamu.”</div>
<div class="MsoNormal">
“Maaf aku gak bisa” jawab Dini sambil berlalu.</div>
<div class="MsoNormal">
Dan diapun menghilang dari pandangan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 12.75pt;">
Aku mengendarai motorku setengah
melamun menyesali apa yang telah terjadi. Aku menyadari itu. Bahaya nyetir
sambil melamun. Akupun menepikan motorku sebentar.dan tiba-tiba nada sms hpku
berbunyi. Ternyata itu pesan dari Dini isinya “maaf ya aku gak bisa, gak bisa
bohongi perasaanku selama ini. I Love You Erick. Aku tunggu kamu di café tempat
biasa kita nongkrong untuk merayakan hari jadian kita.”</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
TAMAT</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Penulis: Kartono Anwar</div>
<div class="MsoNormal">
Alamat FB : Kartono
Anwar Nasution</div>
<div class="MsoNormal">
Email: <a href="mailto:anwar_kartono@yahoo.com">anwar_kartono@yahoo.com</a></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<a href="mailto:pangerankartono@gmail.com">pangerankartono@gmail.com</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07159439550489061137noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8705210889930519185.post-30052663767789394622017-03-17T05:19:00.002-07:002017-03-18T05:05:57.907-07:00Kumpulan Cerpen Karya Kartono<div style="text-align: justify;">
Namaku Kartono aku lahir di Garut 21 tahun silam. dari dulu aku memang sudah suka menulis, baik menulis puisi atau cerita pendek (cerpen). Tapi yang lebih sering menulis cerpen. kegemaranku ini bermula ketika kelas 3 SD. Saat itu guruka menyuruh menulis pengalaman pribadi saat liburan hari raya idul fitri atau selama puasa. sejak saat itu aku mulai suka menulis. mulai dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, mimpiku, juga mimpi orang lain. Namun sayang semua cerpenku tidak pernah di publikasikan. aku hanya menulisnya di buku. dan kini buku-buku itu telah rusak dan hilang. Kalau di kumpulin sich banyak cerpenku itu dan kebanyakan dalam bahasa Sunda. Kini aku ingin semua orang membaca bisa membaca cerpenku, tidak hanya aku dan saudaraku saja yang bisa menikmatinya. Aku memang bukan penulis yang handal, maka dari itu mohon kritik dan sarannya dari teman-teman pembaca. ok. ini dia salah satu cerpenku. Selamat membaca!</div>
<div style="text-align: center;">
Misteri Sebuah Gank<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwgcJ1xvuQTIegOfKD_oULF0hYgsKJ7o-eH4qS65IyErKoHNLb9Raz26DH-B8sZiktFurg5425_J0Yb1xZ3Ib5b-m9hdVAuS8KKZMw-Ddn-qc6uQ-1roRx_gjob3_ZWeJSv0eWOYI8its/s1600/gang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwgcJ1xvuQTIegOfKD_oULF0hYgsKJ7o-eH4qS65IyErKoHNLb9Raz26DH-B8sZiktFurg5425_J0Yb1xZ3Ib5b-m9hdVAuS8KKZMw-Ddn-qc6uQ-1roRx_gjob3_ZWeJSv0eWOYI8its/s1600/gang.jpg" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Waktu itu sebenarnya adalah hari paling indah dalam
hidupku.Dari pagi sampai menjelang sore tiada hentinya perut ini mendapat
makanan Geratis. Teman-temanku banyak yang mentraktirku mulai dari yang ulang
tahun, menang lomba, dan yang di terima cintanya. Dan Juga ada acara di
madrasah waktu itu. Tapi yang paling kenyang sich ditraktir sama temanku yang
di terima cintanya. Mungkin karena itu cinta pertamanya. Jadi sangat
special.dan dia juga anak orang paling kaya di kampungku, Jadi waktu dia bilang
makan sepuasnya aku juga tidak segan.tidak segan-segan untuk makan banyak.
Sampai-samapai aku tak bisa berdiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tapi hal yang tidak di harapkan itu terjadi, hal yang
merusak hari paling indah dalam sejarah hidupku. Kejadian itu bermula saat aku
baru pulang dari madrasah tempatku sekolah. Sore yang sepi, tenang, dan damai.
Aku berjalan pulan menuju kerumah, ku pegangi perut yang sudah penuh ini,
laksana orang hamil. Ketika aku melewati sebuah gang. Timbul pertanyaan di
benakku”kenapa aku gak lewat gang ini saja ya? Kan lebih dekeat. Daripada susah
lewat sana jauh, harus memutar lagi jalannya”. Rasa malasku mendobrak petuah
yang di berikan orang tuaku untuk tidak boleh masuk gang ini. Tidak hanya orang
tuaku, orang-orang sekitarpun percaya bahwa gang ini berhantu. Makanya mereka
tidak pernah masuk gang ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Apa-apaan orang-orang ini, masa takut sama hantu. Takut itu
sama Allah. Kalau beneran takut baca aja ayat kursi kan kelar.Aku ini anak
madrasah tidak takut yang namanya hantu, heuh”. Akupupun berjalan masuk kedalam
gang sambil mengusap hidung dengan jempol gaya bruce lee.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Mana tidak ada apa-apa, sudah kubilang tidak ada yang
namanya hantu” akupun melanjutkan langkahku, tapi tiba-tiba seperti ada yang
menarik-narik bajuku dari belakang. Pikiranku mulai terbang, perasaan takut itu
mulai merasuk dalam tubuhku. Tapi aku berusaha menenangkan diri aku berpikir
positif. Mungkin itu si Erik temenku yang paling usil pikirku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“rik udah gak usah usil gitu gue tau itu elokkan. Elo mau
apa? Iya gue lupa gak bawa kado tadi”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tapi erik gak menjawab, terus aja dia tarik-tarik bajuku. Sampai akhirnya bajuku robek.
Perasaan marah mulai menguasaiku karena siapapun yang merusak baju baru dari
ibuku ini tiada ampun.termasuk itu sahabatku sendiri” Rik mau lo apa sich?”
sambil menoleh kebelakang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dan alangkah terkejutnya aku, ternyata yang menarik-narik
baju kesayanganku sampai merusaknya itu bukan erik. Dan Bukan juga hantu. Lebih
seram dari itu. ANJING GALAK. Yang telah lepas.Yang memiliki sedikit belang di
badannya. Yang selama ini ramai di bicarakan orang karena sudah ada dua korban
akibat keganasannya itu. Sepupuku dan juga tetanggaku. Tapi sudah seminggu ini
tak ada yang melihatnya. Apa mungkin selama ini dia menungguku disini. Apakah
aku akan jadi korban yang ketiga. Berbagai macam pikiran negative berkecambuk
didalam benakku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saat aku dalam rasa panik atau dalam ketakutan otakku gak
jalan. Aku berlari tetapi bukan kedepan yang lebih dekat menuju rumah. Aku
malah berbalik dan melompati anjing itu. Aku berlari sekencang mungkin. Tetapi
apalah daya anjing itu lebih cepat dariku. Ketika dia hampir menangkap kakiku
dari belakang, di depanku sudah berdiri ibu-ibu bersenjatakan galah. Anjing
itupun berbalik dan pulang dan dia tidak jadi menggigitku. Alhamdulillah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Anjing itu memang telah hilang seminggu ini, tetapi kalau
mau tidur dia selalu pulang kerumah. Dan
si ibupun menyarankan pada warga agar tidak masuk gang ini apalagi
ketika hari menjelang malam.anjing itu tidak takut siapapun kecuali pemiliknya
dan entah siapa yang menyebarkan gossip gang ini ada hantunya.yang jelas bukan
hantu tapi anjing galak.itu kata pemilik anjing.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
”terima kasih bu. Kalau tidak ada ibu saya gimana jadinya”.
Akupun tidak lupa mengucapkan terimakasih.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Akupun berjalan pulang.dan dari belakang ada yang menepuk
kedua pundakku. “dar” dan ternyata itu erik. “Wey keren ,gaya baru baju
lo”.ucap erik meledek</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“lo taukan gue di kejar anjing galak”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“tahu”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“terus kenapa gak nolongin”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“kalau gue nolongin gue ikut di kejar dong”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“dasar”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“udah, ayo kita main ps dirumah gue”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“ ok gue ganti baju dulu ya?”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“iya, gue tunggu di rumah”.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“iya”</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Perasaan senangpun kembali lagi dalam tubuh ini. setelah
hujan reda pasti ada pelangi yang indah.dan itu yang kurasakan kini.oh Tuhan
terima kasih.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
TAMAT</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Penulis: Kartono Anwar</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Alamat FB : Kartono
Anwar Nasution</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Email: <a href="mailto:anwar_kartono@yahoo.com">anwar_kartono@yahoo.com</a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<a href="mailto:pangerankartono@gmail.com">pangerankartono@gmail.com</a></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07159439550489061137noreply@blogger.com0