Selasa, 28 Maret 2017

Serial Kim Jong Un
Part 1
Mesin Pembunuh

  
Akim, Ijong, Samiun adalah tiga sahabat. Mereka di lahirkan di hari tanggal dan tahun yang sama. Mereka tumbuh tanpa mengenal siapa orang tua kandung mereka. Mereka tinggal dipanti asuhan yang sama. Dan kemana-mana selalu bersama. Orang-orangpun memanggil mereka Kim Jong Un. Mereka juga diadopsi oleh seorang konglomaerat tua yang sama. Yang seminggu kemudian meninggal. Kakek itu tidak memiliki anak dan istri.  Jadi seluruh harta kekayaan yang tidak akan habis tujuh turunan itu jatuh ketangan mereka. Tapi mereka tetap rendah hati. Di sekolah mereka tidak menunjukan diri sebagai anak orang kaya.  Kini mereka mulai menginjak remaja usia mereka telah 13 tahun dan mulai mengenal cinta. Mereka bertiga naksir sama kaka kelas mereka. Namanya, Yaumil, Wafa dan Aulia. Hal itu bermula ketika masa orientasi siswa . Mereka bertiga melongo melihat gadis cantik yang sedang berbicara di depan mereka. “Jong lihat deh yang ada tahilalat di bawah matanya cantik ya? “ Tanya Kim pada Jong. “Yang tahi lalatnya di atas bibir itu lebih manis” jawab Jong. “Yang tahi lalatnya di hidung itu mirip artis dangdut idolaku”. Ucap Un menimpali. Karena belum berpengalaman ini untuk pertama kalinya bagi mereka. Akhirnya googlepun jadi tujuan. “Bagaimana cara mendapatkan hati gebetan” itu yang mereka tulis. Dari banyaknya kata di artikel itu yang menjadi pusat perhatian mereka yaitu tak kenal maka tak sayang dan pengorbanan.
Saat itu mereka bertiga berjalan menuju taman. Dan melihat Yaumil, Wafa, dan Aulia sedang duduk di taman membaca buku pelajaran. Karena hari ini ulangan. Kim Jong Un berusaha memperkenalkan diri. Kim menawarkan tangannya pada Yaumil, Jong pada Wafa dan Un pada Aulia. Tapi mereka di kacangin. Tawaran mereka tidak di hiraukan Yaumil, Wafa dan Aulia. Yaumil, Wafa, dan Aulia pergi meninggalkan tiga cowok  tampan itu karena merasa terganggu. Tapi mereka tidak menyerah besoknya mereka coba lagi ketika bertemu di jalan tapi sama di kacangin. Besoknya lagi di coba saat makan di kantin dan tetap di kacangin juga. Sekedar ingin berkenalan dengan cewek paling di populer di sekolah itu sudah susah. Apalagi kalau ingin dekat,  jauh-jauh kepacar itu yang mereka rasakan.
Hari ini mereka heran kenapa Yaumil, Wafa, dan Aulia tidak ada di sekolah. Merekapun mencoba mencari tahu. Dan ternyata kata bu guru Yaumil, Wafa, dan Aulia sakit.

***

Teng-teng, bunyi bel tanda pulang sekolah.Semua muridpun keluar kelas termasuk Kim Jong
Un.

***
Kini mereka bertiga sudah berada di halte menunggu kendaraan umum lewat. Menurut bu guru jarak sekolah dengan rumah cewek yang mereka taksir cukup jauh jadi harus tiga kali naik angkutan umum. Dan kini mereka sudah berada di angkot yang ketiga, tinggal 2 km lagi mereka akan sampai di rumah sang pujaan hati. Saat  di angkot itu mereka duduk berhadapan dengan tiga orang wanita yang memakai pakaian putih-putih. Kim Jong Un berpikir pasti tanteu-tanteu montok ini dokter dan setelah berkenalan ternyata mereka bertiga adalah ilmuan. Sesuai dengan lencana yang bertuliskan hurup A yang terpasang di baju mereka masing-masing. Nama mereka juga berinisial A. yaitu Ana, Alvi dan Anita.
Saat itu cuaca memang panas di luar. Kim Jong Un merasa kepanasan terasa seperti di dalam open dan rasa haus tak terelakan lagi. Jadi air minum yang di berikan tanteu-tanteu montok tadi itupun mereka minum. Satu orang satu botol dan air itu habis sekali minum. Setelah air itu habis tiba-tiba kepala mereka terasa pusing dan merekapun tak sadarkan diri. Ketika sadar Kim Jong Un sudah dalam keadaan tangan dan kaki yang terikat mereka terbaring di dalam sebuah laboratorium. Di sekeliling mereka terdapat tabung-tabung berisi organ tubuh manusia dalam sebuah larutan cairan kimia. Kim bangun dia berhasil membebaskan diri keluar dari laboratorium itu dan mencari teman-temannya diruangan lain. Tapi Kim salah masuk ruangan. Dia malah masuk ruangan ketiga ilmuan jahat tadi. Dia mendengar semua apa yang mereka bicarakan. Ternyata mereka bertiga adalah ilmuan jahat yang menjual organ dalam manusia. Dan organ tubuh itu diganti dengan program-program robot  canggih dan akan di jadikan mesin pembunuh. Organ tubuh itu akan di jual kesebuah rumah sakit di luar negeri dan mesin pembunuh itu akan di jual ke sebuah agen intelejen militer rahasia.
Saat itu Kim melihat tanteu Alvi sudah bersiap-siap dengan peralatan bedahnya untuk mengeksekusi Jong dan begitu juga tanteu Anita yang sudah siap untuk mengeksekusi Un. Mereka hanya menuggu tanteu Ana yang sedang menelpon agen intelejen rahasia itu bahwa mesin pembunuh baru bisa di kirim besok pagi dan juga menelepon pihak rumah sakit bahwa organ tubuh itu 2 jam lagi siap di kirim. Kim kaget bahwa nyawa sahabatnya sedang dalam bahaya. Diapun bermaksud keluar dari ruangan itu. Tapi dia ketahuan dia tak sengaja menyenggol pas bunga dan memecahkannya. Kim berhasil keluar dari ruangan tapi ketiga iblis itu mengejarnya. Dan kim sekarang sudah ada di bibir jurang. Tapi tiga wanita itu mendekatinya semakin mendekat-semakin mendekat dan kim akhirnya jatuh kejurang. Karena merasa Kim sudah mati ketiga wanita itupun pergi meninggalkannya.
Kim belum mati. Ketika jatuh tangannya masih sempat memegang akar gantung pohon beringin yang ada di bibir jurang itu. Akar gantung itu panjang menjuntai. Dia berusaha untuk naik keatas jurang namun tak bisa. Rasa lelahpun dirasakan oleh otot-otot di tangannya. Perlahan-lahan cengkeraman kuatnyapun pada akar gantung  itu ia lepaskan. Dalam hatinya ia berkata “maafkan aku kawan-kawan aku tak bisa menolong kalian, dan maafkan juga aku. Karena aku telah berdosa pada kalian. Aku akan mati dengan tenang sedangkan kalian akan hidup tersiksa. Maafkan aku” Diapun menutup matanya dan melepaskan pegangannya itu. Kim merasakan ada sesuatu yang dingin sedingin es memegang tangannya. “Mungkin inikah kematian, mungkin dia malaikat maut yang telah memegang tanganku.” Pikirnya. Diapun penasaran ingin melihat seperti apa rupa dari malaikat maut itu. Kim pun membuka matanya. Diapun melihat tangan malaikat maut yang memegang tangannya tadi . Tapi dia merasa aneh. “Kok malaikat maut pake batu akik ya?. Merah delima lagi.”  Perasaan anehnya bertambah setelah dia mendengar suara malaikat maut itu. “Kok aku kenal suaranya ya? Kayak suara si Anto? Temenku yang udah seminggu gak masuk sekolah”   Suara itu semakin keras. “Woy buruan berat nih” ternyata itu benar suara si Anto teman sekelasnya si penggemar batu akik. Tangan kananya memegang tangan Kim dan tangan kirinya memgang tali. Tapi Kim tidak meraih talinya dia malah melihat bengong wajah anto yang pucat. “Ah kelamaan” ucap Anto sembari melemparkan Kim dengan kekuatan supernya ke atas jurang. “To kenapa lo jadi gini” ucap Kim. Udah ceritanya nanti saja. Jawab Anto sembari membawa lari Kim secepat kilat. Kim pun kaget ”waaa…”
Anto membawa Kim keruangan dimana Jong dan Un berada. Dan ternyata Jong dan Un belum di eksekusi. Setelah melepaskan tali yang mengikat Jong dan Un. Merekapun di bawa lari secepat kilat oleh Anto dan kembali suara itu terdengar dan kali ini lebih banyak suara “waa…waa…waa…”.
Anto membawa Kim Jong Un kepinggir danau di tengah hutan karena ia merasa tempat ini paling aman dan tidak akan terdeteksi oleh mesin pembunuh lain. Disana Antopun menceritakan kisah hidupnya kenapa ia bisa sampai jadi mesin pembunuh. “Aku waktu itu baru pulang dari apotek. Aku membeli obat untuk ibuku yang sakit. Lalu aku naik angkutan umum. Di dalam angkot itu aku duduk behadapan dengan Tanteu Ana, Alvi dan Anita. Aku pikir mereka orang baik. Aku hanya melihat dari wajah dan penampilannya saja. Jadi ketika mereka memberiku minum. Aku minum saja. Karena saat itu aku sangat kehausan. Lalu aku pingsan dan setelah bangun. Aku jadi seperti ini. Tapi aku masih ingat ibuku. Akupun pergi kerumah dan ternyata ibu sudah meninggal. Lalu ilmuan itu memanggilku kembali kesini. Aku tak bisa menolak apalgi melawan. Ketika mereka memerintahku. Tapi aku tahu saat mereka memerintahku hal pertama yang aku rasakan adalah sakit kepala yang teramat sangat. Dan sekarang pergilah kalian karena kalau tidak aku akan membunuh kalian.” Tanpa pikir panjang kim jong un pun lari dan Antopun mengejarnya. Mesin-mesin pembunuh yang lain datang ikut membantu. Mereka ada yang terbaang dan ada yang keluar dari dalam tanah.
Sebelumnya Anto berwasiat bahwa Kim Jong Un harus bersembunyi di dalam gubuk pinggir hutan ini. Karena gubuk ini di lindungi oleh semacam energy gaib sehingga tidak bisa di masuki oleh seseorang atau sesuatu yang bersifat jahat. Anto telah membuat sebuah lorong bawah tanah. Lorong itu menghubungkankan gubuk dan laboratorium. Dimana tidak seorangpun tahu.  Hanya Anto dan tuhan lah yang tahu. Kim Jong Un berhasil masuk kedalam gubuk itu. Mesin pembunuh itu  mencoba masuk namun tak bisa termasuk Anto sendiri. Gubuk itu memang ajaib termasuk orang yang sedang marahpun tidak akan bisa masuk kedalam gubuk itu. “Jika kalian punya jiwa nasionalisme kalian pasti mau melakukan itu, kalian harus menyelamatkan para pemuda harapan bangsa. Masa depan Bangsa ada di tangan kalian” kata-kata itu yang memotivasi Kim Jong Un untuk menghentikan kasus penculikan ini. Dimana sebelumnya mereka hendak pergi dari hutan setelah berhasil lolos.
Karena marahnya para mesin pembunuh itu lalu membakar gubuk itu. Lalu merekapun pergi. Karena mengira Kim Jong Un tidak mungkin selamat. Sementara itu Kim Jong Un telah memasuki lubang yang di buat oleh Anto. Lalu merekapun berjalan memasuki lorong menuju laboratorium terkutuk itu dan sampailah mereka di laboratorium itu. Merekapun masuk kedalam ruang pemrogaman. Dan alangkah kagetnya mereka ternyata tanteu-tanteu montok itu berada di sana. Tidak ada jalan lagi untuk mundur. Setelah berunding, Kim Jong Un memutuskan untuk melawan saja. Kimpun maju dan mengajukan penawaran.
“Dulu aku kalah melawan kalian bertiga, dan aku rasa itu tidak adil. Sekarang kita tiga lawan tiga dan aku rasa itu baru adil. Kalau kami menang kalian hentikan penculikan ini dan menyerahkan diri kalian kepolisi. Kalau kalian yang menang. Kalian boleh menjadikan kami mesin pembunuh. Bagaimana?”
Tanpa di pikir panjang para tanteu itupun menerima penawaran itu karena yakin pasti menang. Kim melawan tanteu Ana, jong melawan tanteu Alvi dan Un melawan tanteu Anita. Tapi mereka salah duga. Kim jong Un ternyata sangat kuat. Ini karena obat yang di berikan Anto sewaktu di hutan. Obat itu seharusnya di minum oleh para tanteu montok itu namun Anto mencurinya. Akhirnya di ronde yang pertama Kim Jong Un pemenangnya. Waktu istirahat sebelum ronde dua dimulai. Para tanteu montok itupun mengatur siasat. Dan akhirnya mereka menemukan cara bagaimana mengalahkan Kim Jong Un. Akhirnya Kim Jong Un kalah. Setelah melihat tanteu Ana berubah menjadi Yaumil tanteu Alvi menjadi Wafa dan tanteu Anita menjadi Aulia. Sebenarnya itu halusinasi mereka akibat cairan zat kimia yang di campurkan pada minuman yang di campurkan pada minuman mereka. Sewaktu mereka beristirahat. Oleh seorang oknum.
Kim jong Un tidak bisa melawan. Mereka  lemah terhadap  orang yang mereka cintai. Tanpa bersusah payah Kim Jong Un berhasil di ikat kembali. Mereka kembali pingsan.

***

    Kim sadar dan  membuka mata dia melihat Anto Jong dan Un, Sedang melepaskan ikatannya. Sembari melepaskan Anto berbicara ”saat kalian memasuki ruang pemrogaman tadi sebenarnya tanpa kalian sadari aku telah mengikuti kalian. Aku takut hal yang tidak di inginkan terjadi. Dan benar saja. Di ruangan itu malah ada 3 tante nakal itu. Saat kalian keluar ruangan untuk bertarung. Aku dengan cepat masuk ruang pemrograman itu. Aku membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memprogram semuanya. Tapi pertarungan kalian berhasil mengalihkan perhatian mereka. Sehingga aku tidak ketahuan. Akupun berhasil memerintah semua mesin pembunuh untuk membantuku meringkus tanteu-tanteu itu. Dan aku berhasil. Aku juga sudah memanggil polisi. Sekarang bantu aku. Diapun lalu mengajak Kim Jong Un kesebuah ruangan yang cukup luas. Lalu diapun memanggil semua mesin pembunuh itu dan menyuruhnya berbaris dengan rapih. “ Nah sekarang ikuti aku” ucap Anto sembari memencet sebuah tombol yang ada di punggung mesin pembunuh Itu. Dan mesin pembunuh itupun mati. Kim Jong Un tidak mengikuti apa yang Anto lakukan. Karena semua mesin pembunuh yang berjumlah 100 itu dengan secepat kilat sudah di matikan oleh Anto. Ternyata Anto hanya pamer kehebatan saja. Itu sebagai tanda salam perpisahan dari Anto untuk Kim Jong Un. “Aku punya 3 permintaan untuk kalian…” belum sempat Anto melanjutkan ucapannya tiba-tiba tercium bau gas dan ternyata itu berasal dari pipa gas yang bocor tepat di belakang Anto sekarang berdiri. Dalam hatinya “bahaya.bisa terjadi ledakan.”  Gaspun dengan cepat memenuhi seisi ruangan. Dan dengan cepat Anto memegang tangan Kim dan Jong dan membawanya keluar. Tapi ia lupa bahwa Un masih di dalam. Antopun kembali lagi kedalam ruangan itu dan tidak lama kemudian terjadilah ledakan itu. “Tidak”  teriak Kim dan Jong mereka merasa Anto dan Un masih didalam. Mereka manangis histeris meratapi nasib diri. Tapi tiba-tiba Un dan Anto sudah ada di belakang mereka “udah tak usah di tangisi masih banyak koq tanteu-tanteu montok di luaran sana” Kim dan Jong berbalik karena merasa mengenal suara itu dan benar itu suara Un. Lalu memeluk Un dan Anto. “Aku gak mau kehilangan kalian, hidupku akan terasa hampa tanpa kalian. Kumohon kali ini jangan pergi lagi” ucap Kim dan Jong yang mengeluarkan kata-kata puitis bergantian. “Lebay lo, ayo pegang tanganku” ucap Anto. Kim Jong Un pun memegang tangan anto dan wush Antopun kembali berlari secepat kilat.
     Dan sampailah mereka di rumah Kim Jong Un yang megah. Lalu Antopun berkata “aku belum sempat mengatakan 3 permintaanku tadi. Ok sekarang waktunya. Pertama aku ingin membawa kalian keluar dari sana. Dan sudah aku lakukan, kedua tolong pencet tombol di punggungku ini agar aku bisa mati dengan tenang dan ketiga makamkan aku dengan layak dan aku ingin di makamkan tepat di samping makam ibuku.”.
Kim jong Un pun mengabulkan 3 permintaan terakhir Anto itu dan bagi mereka Anto adalah Pahlawan. Pahlawan tanpa terima kasih. Karena sampai kematian Antopun mereka bertiga belum sempat mengucapkan terimakasih pada Anto.

TAMAT

Penulis: Kartono Anwar, dari Garut Jawa Barat
Alamat FB   : Kartono Anwar Nasution
            Email: anwar_kartono@yahoo.com
                        pangerankartono@gmail.com

Alamat blog: Kartono-Bilang.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar